Sepengatahuan kami dewasa ini banyak sekali remaja yang menikah tapi belum matang dalam hal pemikiran, emosional dan tingkah laku, sehingga nikah... Tentu saja, pendidikan seks pranikah merupakan topik yang sangat penting dan relevan, terutama dalam konteks masyarakat saat ini. Berita tentang seminar yang diadakan dengan melibatkan dosen dari IAIN SAS Babel sebagai narasumber menunjukkan bahwa ada upaya untuk mengedukasi remaja mengenai isu-isu yang kerap dianggap tabu ini. Pendidikan seks tidak hanya berkaitan dengan aspek biologis, tetapi juga mencakup aspek psikologis, emosional, dan sosial. Ini menjadi sangat penting untuk membantu remaja memahami perkembangan diri mereka serta menjalin hubungan yang sehat dengan orang lain. Dalam banyak budaya, termasuk di Indonesia, pendidikan seks sering kali dihindari dalam diskusi terbuka. Hal ini sering kali mengarah pada kesalahpahaman, stereotip, dan perilaku berisiko di kalangan remaja. Dengan mengadakan seminar ini, IAIN SAS Babel memberikan kontribusi positif untuk menciptakan ruang aman bagi remaja untuk belajar dan berdiskusi tentang seksualitas. Sebagai narasumber, dosen yang berkompeten tentunya dapat menyampaikan informasi yang akurat dan berbasis ilmiah, serta mengatasi mitos yang sering kali berkembang di masyarakat. Pendidikan seks pranikah juga penting dalam konteks pencegahan penyakit menular seksual (PMS) dan kehamilan yang tidak diinginkan. Dengan memberikan pengetahuan yang tepat tentang tubuh, reproduksi, dan konsekuensi dari aktivitas seksual, remaja dapat membuat keputusan yang lebih baik dan bertanggung jawab. Ini juga dapat membantu mereka untuk lebih menghargai diri sendiri dan pasangan, serta memahami pentingnya konsensus dan komunikasi dalam hubungan. Selain itu, seminar ini juga dapat berfungsi sebagai platform untuk meningkatkan kesadaran mengenai isu-isu sosial yang lebih luas, seperti gender, kekerasan berbasis gender, dan hak-hak reproduksi. Dengan membekali remaja dengan pengetahuan dan pemahaman yang baik, mereka dapat menjadi agen perubahan di komunitas mereka. Mereka dapat mendukung teman-teman mereka dan berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang lebih baik dan lebih mendukung untuk masing-masing individu. Namun, penting juga untuk memastikan bahwa pendidikan seks disampaikan dengan pendekatan yang sensitif terhadap konteks budaya dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Mengingat Indonesia adalah negara dengan keragaman nilai dan norma, pendidikan seks perlu dirumuskan dengan hati-hati, sehingga tetap menghormati latar belakang budaya dan keagamaan peserta. Keterlibatan komunitas dan orang tua dalam proses pendidikan ini juga sangat penting untuk mencapai hasil yang maksimal. Akhirnya, keberadaan seminar seperti ini menggambarkan perlunya dialog terbuka tentang pendidikan seks di Indonesia. Semoga dapat menjadi contoh bagi institusi lain untuk melakukan hal serupa, demi membangun generasi muda yang lebih berpendidikan, sehat, dan bertanggung jawab. Pendidikan seks adalah investasi jangka panjang untuk masa depan yang lebih baik.