Loading...
Pengamat politik dari Universitas Sriwijaya (Unsri) Prof Dr Febrian berkomentar soal adanya sejumlah pasangan calon (Paslon) kepala daerah di Sumatera
Berita mengenai beberapa pasangan calon (paslon) di Sumatera Selatan yang memilih untuk walk out saat debat memang memunculkan berbagai tanggapan. Tindakan walk out tersebut bisa dimaknai sebagai bentuk protes atau ketidakpuasan terhadap kondisi debat yang dianggap tidak menguntungkan atau tidak relevan. Dari sudut pandang pengamat politik, langkah ini bisa dilihat sebagai strategi komunikasi yang berisiko, namun juga bisa memiliki efek positif atau negatif bagi citra para paslon tersebut.
Di satu sisi, walk out dapat dilihat sebagai bentuk keberanian dan ketegasan dari paslon untuk menunjukkan bahwa mereka tidak ingin terlibat dalam diskusi yang dianggap tidak substantif. Hal ini bisa menarik perhatian publik dan media, dan boleh jadi menjadi alat untuk membangun narasi bahwa mereka lebih memilih untuk berfokus pada isu-isu yang lebih penting daripada terjebak dalam debat yang tidak produktif. Taktik ini juga bisa diinterpretasikan sebagai strategi untuk menarik simpati pemilih yang merasa frustrasi dengan kondisi politik yang ada.
Namun, di sisi lain, tindakan walk out juga dapat berisiko. Debat publik adalah kesempatan bagi calon pemimpin untuk menunjukkan kapasitas mereka dalam menjawab pertanyaan, menjelaskan visi-misi, dan berhadapan langsung dengan lawan politik. Dengan memilih untuk keluar, paslon mungkin tampak tidak siap atau tidak mampu menghadapi tantangan. Ini dapat mengurangi kepercayaan publik terhadap kemampuan mereka untuk memimpin, terutama dalam situasi yang memerlukan ketahanan dan konflik resolusi.
Selain itu, pengamat politik juga bisa mempertimbangkan dampak jangka panjang dari tindakan tersebut terhadap pemilih. Pemilih yang melihat paslon mereka walk out mungkin menganggap hal tersebut sebagai tanda kurangnya komitmen untuk menjalani proses demokrasi. Dalam konteks ini, kehadiran di debat seharusnya menjadi sarana untuk menjelaskan kebijakan dan menjawab keraguan rakyat. Dengan demikian, ketidakhadiran di forum tersebut bisa berarti menghindari tanggung jawab untuk memberikan jawaban atas pertanyaan kritis.
Adalah penting bagi calon pemimpin untuk memiliki sikap yang terbuka dan siap berdialog dengan masyarakat. Komunikasi yang efektif adalah kunci dalam menjangkau pemilih dan menyampaikan pesan politik. Walk out mungkin bisa menciptakan gempar dalam jangka pendek, tetapi efektivitasnya dalam membangun kredibilitas dan dukungan publik dalam jangka waktu yang lebih panjang masih patut dipertanyakan.
Akhirnya, berita ini menggambarkan dinamika yang kompleks dalam politik lokal dan menunjukkan bagaimana cara-cara konvensional berdebat bisa menjadi tantangan tersendiri bagi paslon. Pengamat politik yang menganalisis situasi ini harus memperhatikan banyak faktor, termasuk bagaimana kampanye secara keseluruhan berjalan, bagaimana reaksi publik, serta bagaimana tindakan tersebut dapat membentuk persepsi pemilih menjelang pemilihan. Seiring dengan perkembangan situasi politik, sangat memungkinkan bahwa keputusan untuk walk out ini akan menjadi salah satu sorotan penting dalam penilaian calon pemimpin di Sumsel.
Setujukah? Bagaimana pendapat anda? Berikan comment or reaction dibawah
Like
Love
Care
Haha
Wow
Sad
Angry
Comment