Pendanaan iklim perlu ditingkatkan berdasarkan target kuantitatif kolektif yang baru menjadi $1,3 triliun per tahun pada tahun 2035 Pendanaan untuk perubahan iklim telah menjadi salah satu isu paling mendesak di banyak forum internasional, dan pernyataan dari utusan khusus Timor Leste mengenai perlunya peningkatan pendanaan iklim pada tahun 2035 adalah seruan yang sangat relevan. Seiring dengan meningkatnya frekuensi dan intensitas bencana alam akibat perubahan iklim, negara-negara kecil seperti Timor Leste yang memiliki sumber daya terbatas, sangat membutuhkan dukungan finansial untuk menghadapi tantangan ini. Tanpa dukungan yang memadai, upaya untuk mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim akan menjadi sangat sulit. Timor Leste, sebagai negara berkembang, menghadapi berbagai tantangan dalam hal pembangunan berkelanjutan. Keterbatasan infrastruktur, akses ke teknologi, dan kesadaran akan pentingnya keberlanjutan lingkungan menjadi faktor-faktor yang membatasi kemampuan negara ini untuk berkontribusi pada upaya global dalam memberikan solusi terhadap perubahan iklim. Oleh karena itu, meningkatkan pendanaan iklim adalah langkah krusial yang harus diambil oleh negara-negara maju dan lembaga internasional untuk membantu negara-negara yang paling rentan ini. Pentingnya pendanaan iklim tidak hanya berkaitan dengan bantuan langsung dalam bentuk uang, tetapi juga dalam hal transfer teknologi dan penciptaan kapasitas. Negara-negara seperti Timor Leste memerlukan akses terhadap teknologi hijau dan praktik terbaik untuk membangun ketahanan terhadap dampak perubahan iklim. Ini meliputi investasi dalam energi terbarukan, pengelolaan sumber daya air, dan pertanian berkelanjutan. Dengan penguatan kapasitas ini, mereka dapat lebih mandiri dalam menghadapi isu-isu iklim yang terus berkembang. Tanggapan terhadap pendanaan iklim juga tidak bisa lepas dari aspek keadilan sosial. Negara-negara yang paling bertanggung jawab terhadap emisi karbon global sering kali bukanlah negara yang paling merasakan dampak dari perubahan iklim. Oleh karena itu, penting bagi komunitas internasional untuk memperhatikan prinsip keadilan dan memberikan dukungan yang proporsional kepada negara-negara berkembang. Komitmen untuk meningkatkan pendanaan iklim pada tahun 2035 harus dilihat sebagai tanggung jawab kolektif untuk menciptakan dunia yang lebih berkelanjutan dan adil. Tantangan yang dihadapi dalam proses peningkatan pendanaan iklim adalah kompleks dan memerlukan kerjasama global yang erat. Negara-negara berkembang memerlukan kejelasan tentang aliran dan penggunaan dana ini agar dapat melaksanakan proyek-proyek yang berdampak positif. Transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana iklim juga sangat penting untuk memastikan bahwa dana tersebut digunakan dengan efektif dan tepat sasaran. Dalam konteks ini, dialog dan kerjasama antara negara maju dan negara berkembang harus diperkuat. Forum-forum internasional seperti Konferensi Para Pihak (COP) menjadi platform penting bagi negara-negara untuk membahas komitmen pendanaan iklim dan mengatasi kekhawatiran yang ada. Pendekatan yang kolaboratif ini diharapkan dapat menciptakan kesepakatan yang lebih adil dan menguntungkan bagi semua pihak, tidak hanya untuk saat ini tetapi juga untuk generasi mendatang. Akhirnya, penting untuk menyampaikan bahwa isu pendanaan iklim bukan hanya masalah yang harus ditanggapi oleh pemerintah. Peran masyarakat sipil, lembaga non-pemerintah, dan sektor swasta juga sangat penting dalam menciptakan solusi inovatif dan berkelanjutan. Masyarakat harus dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan proyek-proyek terkait perubahan iklim agar hasil yang dicapai dapat dirasakan secara langsung oleh semua lapisan masyarakat. Dengan mencermati apa yang disampaikan oleh utusan khusus Timor Leste, kita diingatkan akan tanggung jawab global yang dihadapi oleh semua negara dalam menghadapi fenomena perubahan iklim. Oleh karena itu, mari kita banyak belajar, berkolaborasi, dan berkomitmen dalam upaya menciptakan masa depan yang lebih baik untuk semua.