Loading...
penerimaan napiter ini merupakan bagian dari program pembinaan terpadu yang dirancang untuk meninggalkan paham radikal.
Berita tentang pelimpahan dua narapidana terorisme ke Lapas Lamongan dan kesiapan lembaga tersebut untuk menjalankan program deradikalisasi adalah langkah yang patut disambut baik dalam konteks mengatasi masalah terorisme di Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, negara kita telah berusaha untuk tidak hanya menghukum pelaku terorisme, tetapi juga mengupayakan rehabilitasi bagi mereka agar dapat reintegrasi ke dalam masyarakat secara produktif. Program deradikalisasi ini sangat penting, mengingat bahwa pemahaman ekstremis dapat terus menyebar jika tidak ada upaya konkret untuk menyikapinya.
Terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan program deradikalisasi tersebut. Pertama, efektivitas metode yang digunakan dalam program ini sangat bergantung pada pendekatan yang holistik, yang mencakup aspek sosial, psikologis, dan spiritual. Penting bagi pihak berwenang untuk memastikan bahwa narapidana yang terlibat dalam program ini mendapatkan pendampingan dari ahlinya, termasuk psikolog dan pembina agama yang memahami konteks keagamaan secara komprehensif. Dengan demikian, pemahaman yang keliru mengenai agama dapat diluruskan dan narapidana dapat mengganti pandangan ekstremis mereka dengan nilai-nilai yang lebih moderat.
Kedua, dukungan masyarakat merupakan aspek yang tidak kalah penting dalam kesuksesan program deradikalisasi. Stigma dan penolakan dari masyarakat terhadap mantan napi terorisme sering kali menjadi penghalang dalam proses reintegrasi mereka. Oleh karena itu, edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya memberikan kesempatan kedua kepada mantan napi sangat diperlukan. Melalui sosialisasi dan kampanye yang efektif, diharapkan masyarakat dapat lebih memahami sebenarnya siapa mantan napi tersebut dan apa yang telah mereka jalani.
Selanjutnya, pemerintah juga perlu memastikan bahwa ada monitoring dan evaluasi berkala terhadap program deradikalisasi yang dilaksanakan. Ini penting untuk mengetahui kemajuan narapidana dan memberikan penanganan yang tepat jika ditemukan permasalahan. Program ini juga perlu disesuaikan dengan perkembangan terbaru terkait dinamika terorisme, sehingga upaya yang dilakukan tetap relevan dan efektif.
Namun, tantangan dalam pelaksanaan program deradikalisasi tidak bisa diabaikan sepenuhnya. Selain adanya potensi resistensi dari narapidana itu sendiri, juga terdapat kemungkinan terjadinya kelompok-kelompok yang berusaha mempengaruhi mereka dari luar penjara. Oleh karena itu, pengawasan yang ketat serta hubungan yang baik antara pihak lapas dan aparat keamanan sangat diperlukan untuk mencegah terulangnya tindakan ekstremis di masa mendatang.
Dengan pelimpahan napi terorisme ke Lapas Lamongan dan dimulainya program deradikalisasi, ini merupakan sebuah langkah ke depan dalam penanganan terorisme. Meskipun demikian, keberhasilan program ini akan tergantung pada banyak faktor, termasuk komitmen dari semua pihak yang terlibat serta dukungan dari masyarakat luas. Program ini tidak hanya sekadar bertujuan untuk memulihkan individu, tetapi juga untuk menciptakan masyarakat yang lebih aman dan toleran. Dengan pelaksanaan yang tepat, diharapkan narapidana dapat menjadi agen perubahan yang positif setelah mereka keluar dari lembaga pemasyarakatan.
Setujukah? Bagaimana pendapat anda? Berikan comment or reaction dibawah
Like
Love
Care
Haha
Wow
Sad
Angry
Comment