Dewa memiliki rencana jika nantinya ia dan Kris Dayanti terpilih memimpin Kota Batu, ia ingin mengembalikan Candi Songgoriti menjadi aset cagar budaya Berita mengenai Kresna Dewanata Phrosakh yang ingin membawa Prasasti Sanguran yang ada di Skotlandia kembali ke Kota Batu merupakan langkah yang menunjukkan kepedulian terhadap warisan budaya dan sejarah Indonesia. Prasasti Sanguran sendiri memiliki nilai historis yang tinggi karena menjadi salah satu bukti peradaban yang ada di wilayah tersebut pada masa lampau. Keinginan untuk mengembalikan artefak ini juga mencerminkan upaya dalam melestarikan budaya lokal yang dapat dijadikan identitas bagi masyarakat Kota Batu. Salah satu tanggapan positif terhadap niatan Kresna Dewanata adalah semangatnya dalam mengingatkan masyarakat akan pentingnya menjaga warisan sejarah dan budaya. Dalam konteks globalisasi yang kian kuat, banyak budaya lokal yang terpinggirkan atau bahkan terlupakan. Oleh karena itu, upaya untuk menghadirkan kembali Prasasti Sanguran ke tempat asalnya bukan hanya sekadar materi, tetapi juga sebagai upaya untuk menyemarakkan kembali kesadaran kolektif akan nilai sejarah yang ada di Indonesia. Tentu saja, proses untuk membawa kembali prasasti dari luar negeri bukanlah hal yang mudah. Ada banyak aspek yang perlu dipertimbangkan, mulai dari aspek hukum, dokumentasi, serta keinginan dan dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah daerah, pemerintah pusat, maupun masyarakat. Koordinasi yang baik dan transparan akan sangat diperlukan agar upaya ini dapat berjalan lancar. Selain itu, penting untuk melibatkan ahli sejarah dan arkeolog dalam proses ini untuk memastikan bahwa semua langkah diambil dengan mempertimbangkan aspek ilmiah dan etika. Di sisi lain, keberadaan Prasasti Sanguran di luar negeri juga patut dipertanyakan. Jika kita menyadari bahwa banyak artefak dari Indonesia yang berada di koleksi luar negeri, maka ini menunjukkan tantangan besar dalam hal pengakuan dan perlindungan terhadap warisan budaya. Kresna Dewanata dan pihak-pihak lain yang mendukung upaya ini dapat berperan sebagai advokat untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya mewujudkan kembali warisan budaya ke tanah airnya. Lebih jauh lagi, keputusan untuk membawa kembali Prasasti Sanguran juga dapat menjadi momentum bagi Kota Batu untuk mempromosikan pariwisata budaya. Kota Batu dapat memanfaatkan keberadaan prasasti ini sebagai daya tarik wisatawan, sehingga tidak hanya memperkuat identitas daerah, tetapi juga mendukung perekonomian lokal. Dengan mengikuti jejak ini, diharapkan akan muncul kesadaran di kalangan masyarakat lainnya untuk memperhatikan dan melestarikan warisan budaya di daerah masing-masing. Secara keseluruhan, niatan Kresna Dewanata Phrosakh untuk membawa Prasasti Sanguran ke Kota Batu adalah upaya yang harus didukung dan diapresiasi. Ini merupakan langkah yang tidak hanya berarti bagi individu, tetapi juga untuk masyarakat dan negara dalam upaya menjaga dan melestarikan warisan budaya. Diharapkan langkah-langkah yang konkrit dan kolaboratif dapat terwujud agar misi mulia ini dapat berhasil dan memberikan dampak positif bagi generasi yang akan datang.