Kata dia, gaji yang semula diterima adalah sebesar Rp400 ribu/bulan akan dinaikan menjadi Rp600 ribu/bulan Berita mengenai rencana Algafry untuk menaikkan insentif guru ngaji di Bangka Tengah merupakan langkah positif yang patut diacungi jempol. Pendekatan ini menunjukkan perhatian dan penghargaan pemerintah daerah terhadap peran penting guru ngaji dalam membentuk generasi yang beriman dan berakhlak mulia. Di tengah perkembangan zaman yang kian modern, peran pendidikan agama menjadi semakin penting, dan langkah ini dapat menjadi motivasi bagi para guru ngaji untuk lebih semangat dalam mengajar. Peningkatan insentif tidak hanya akan bermanfaat bagi guru ngaji secara finansial, namun juga dapat meningkatkan kualitas pengajaran mereka. Dengan memberikan insentif yang lebih baik, diharapkan para guru dapat lebih fokus dalam mendidik anak-anak dan masyarakat sekitar, mengingat beban tanggung jawab yang mereka emban sangat besar. Pendidikan agama yang baik akan membantu membentuk karakter masyarakat yang kokoh dan mampu menghadapi tantangan zaman. Selain itu, keputusan ini juga bisa menjadi contoh bagi daerah lain untuk memperhatikan nasib guru ngaji dan pendidik agama. Di banyak daerah, guru ngaji seringkali menerima imbalan yang tidak sepadan dengan dedikasi dan usaha yang mereka lakukan. Dengan adanya langkah nyata dari pemerintah, diharapkan akan muncul kesadaran kolektif mengenai pentingnya menghargai peran guru ngaji dan pendidik agama dalam masyarakat. Tentunya, dalam realisasi kebijakan ini, dibutuhkan pengawasan yang baik agar insentif yang dijanjikan benar-benar sampai kepada para guru ngaji. Persoalan administrasi dan birokrasi seringkali menjadi penghalang dalam implementasi kebijakan semacam ini. Oleh karena itu, transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana insentif harus diperhatikan agar tidak terjadi penyimpangan yang merugikan para pendidik di lapangan. Selain meningkatkan insentif, pemerintah juga perlu memperhatikan aspek pelatihan dan pengembangan profesional bagi guru ngaji. Dengan memberikan pelatihan reguler, guru ngaji akan memperoleh pengetahuan dan metode pengajaran yang lebih baik, sehingga dapat menyampaikan materi dengan lebih efektif. Hal ini tentunya akan berdampak positif pada kualitas pendidikan agama di daerah tersebut. Secara keseluruhan, langkah Algafry untuk menaikkan insentif guru ngaji ini bukan hanya sekadar kebijakan, tetapi merupakan wujud nyata dari penghargaan terhadap peran penting pendidikan agama dalam masyarakat. Jika direalisasikan dengan baik, ini dapat menjadi fondasi yang kuat untuk membangun generasi penerus yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki landasan moral dan spiritual yang kokoh.