Loading...
Calon Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menggelar Sholawat Akbar di Gresik. Ribuan pendukung berdoa untuk kemenangan Khofifah-Emil pada 27 November 2024.
Berita tentang 'Selawat Akbar di Gresik, Ikhtiar Khofifah Ketuk Pintu Langit Jelang Pilkada' mencerminkan satu aspek unik dalam kampanye politik di Indonesia, yaitu penggabungan aktivitas religius dengan strategi politik. Selawat Akbar, sebagai sebuah acara yang melibatkan doa dan pujian kepada Nabi Muhammad SAW, bukan hanya menjadi momen spiritual, tetapi juga berfungsi sebagai platform untuk menjalin komunitas dan memperkuat dukungan masyarakat terhadap calon pemimpin.
Dalam konteks ini, Khofifah Indar Parawansa sebagai calon yang menunjukkan upayanya untuk “menggetarkan langit” melalui acara religius semacam ini, menggambarkan bagaimana politik dan agama sering kali saling berinteraksi di Indonesia. Masyarakat di Gresik, yang memiliki latar belakang kultural dan agama yang kuat, mungkin merasa lebih terhubung dengan calon pemimpin yang berupaya mendekatkan diri kepada mereka melalui pendekatan yang religius. Ini menunjukkan bahwa elemen spiritual dapat menjadi instrumen yang efektif dalam mendekatkan politikus dengan pemilih, terutama di daerah yang religius.
Namun, ada beberapa pertimbangan yang perlu diingat terkait dengan penggunaan agama dalam kampanye politik. Pertama, penting untuk menjamin bahwa acara tersebut tidak hanya sekadar formalitas, tetapi benar-benar disertai dengan niat tulus untuk mendorong perubahan positif. Masyarakat berpandangan kritis terhadap calon yang menggunakan agama sebagai alat manipulatif untuk meraih suara. Oleh karena itu, konsistensi antara komitmen agama dan tindakan politik juga harus diperhatikan.
Kedua, perlu diingat bahwa Indonesia adalah negara dengan beragam agama dan kepercayaan. Meskipun selawat merupakan bagian dari tradisi Islam, menghadirkan acara yang berfokus hanya pada satu aspek dapat mengalienasi pemilih dari kalangan non-Muslim atau mereka yang beragam kepercayaan. Oleh karena itu, idealnya ada pendekatan yang inklusif dalam kampanye politik, sehingga semua lapisan masyarakat merasa terwakili dan dihargai.
Terlepas dari perdebatan ini, acara seperti Selawat Akbar dapat dilihat sebagai simbol harapan dan persatuan di tengah dinamika politik yang sering kali memecah belah. Memperkuat saling pengertian dan toleransi antarumat beragama sangat penting, terutama menjelang Pilkada yang dapat memicu ketegangan sosial. Dengan demikian, acara seperti ini seharusnya tidak hanya dianggap sebagai sarana untuk menarik suara, tetapi juga sebagai upaya untuk membangun kebersamaan dan spirit positif di kalangan masyarakat.
Dalam konteks yang lebih luas, berita ini juga mengingatkan kita akan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam politik. Acara pengajian dan selawat semacam ini dapat menjadi wadah bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasinya, mengedukasi diri tentang isu-isu sosial-politik, dan memperkuat hubungan antar warga. Dengan begitu, politik tidak hanya menjadi urusan elit, tetapi melibatkan partisipasi aktif dari semua kalangan.
Secara keseluruhan, acara Selawat Akbar di Gresik yang diinisiasi oleh Khofifah bisa dilihat sebagai sebuah langkah strategis dalam konteks pemilihan umum. Namun, esensi dari acara tersebut seharusnya lebih dari sekadar alat kampanye. Ini adalah kesempatan untuk menyebarkan pesan kedamaian, persatuan, dan harapan bagi masyarakat, terlepas dari pilihan politik yang mungkin mereka ambil.
Setujukah? Bagaimana pendapat anda? Berikan comment or reaction dibawah
Like
Love
Care
Haha
Wow
Sad
Angry
Comment