Loading...
Calon Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengajak warga hadir dalam zikir dan doa bersama di Jatim Expo, Surabaya, untuk menutup kampanye Khofifah-Emil.
Berita mengenai Khofifah Indar Parawansa yang akan menutup kampanye dengan zikir dan selawat di Jatim Expo menarik untuk dianalisis dari berbagai perspektif. Khofifah, yang saat ini menjabat sebagai Gubernur Jawa Timur, memanfaatkan momen kampanye untuk memperkuat koneksi spiritual dan budaya dengan masyarakat. Tindakan ini tidak hanya menunjukkan sisi religiusitas, tetapi juga menggambarkan bagaimana calon pemimpin bisa mendekatkan diri kepada rakyat melalui tradisi yang telah ada di tengah-tengah masyarakat.
Pertama-tama, penggunaan zikir dan selawat dalam kampanye merupakan upaya untuk menciptakan suasana yang lebih khusyuk dan penuh berkah. Dalam konteks masyarakat Indonesia yang plural dan kaya dengan tradisi keagamaan, pendekatan ini dapat dianggap sebagai langkah strategis untuk menarik perhatian pemilih, terutama yang beragama Islam. Kegiatan ini dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dan menjadikan kampanye lebih bermakna, bukan sekadar seremonial politik semata.
Selain itu, momen zikir dan selawat bisa menjadi simbol persatuan dan kesatuan antar warga. Dalam situasi politik yang seringkali memecah belah, upaya untuk mengangkat aspek spiritual dan kultural ini bisa menjadi jembatan untuk menyatukan berbagai lapisan masyarakat. Hal ini akan sangat penting dalam membangun kembali kepercayaan publik terhadap pemimpin mereka, terutama di tengah dinamika politik yang sering kali dipenuhi dengan polaritas dan perpecahan.
Namun, perlu juga dicatat bahwa meski kegiatan ini membawa banyak konotasi positif, tantangan tetap ada. Seringkali, pendekatan yang terlalu religius dalam kampanye bisa berisiko terjebak dalam sekat-sekat identitas, yang justru memperlebar jurang perbedaan di antara pemilih yang tidak sejalan dengan aspek religius tersebut. Oleh karena itu, penting bagi Khofifah untuk memastikan bahwa semua lapisan masyarakat merasa terlibat dan dihargai, termasuk mereka yang mungkin memiliki latar belakang keagamaan yang berbeda.
Dalam konteks ini, transparansi dan akuntabilitas tetap menjadi hal yang sangat penting. Masyarakat membutuhkan tidak hanya jaminan spiritual, tetapi juga jaminan bahwa calon pemimpin mampu memenuhi janji-janji politiknya. Menutup kampanye dengan acara yang bersifat religius perlu diimbangi dengan komitmen nyata dalam program-program yang menyentuh isu-isu hukum, ekonomi, pendidikan, dan kesejahteraan masyarakat secara luas.
Akhirnya, langkah Khofifah ini bisa dilihat sebagai upaya untuk kembali kepada nilai-nilai dasar yang mengedepankan kebaikan dan kejujuran dalam berpolitik. Zikir dan selawat bukan hanya sekedar bagian dari tradisi, tetapi juga refleksi dari harapan masyarakat untuk memiliki pemimpin yang tidak hanya cakap dalam urusan administratif, tetapi juga memiliki kompas moral yang kuat. Ini adalah langkah yang sangat baik, asalkan diimbangi dengan pelaksanaan yang konsisten dan program-program yang konkret demi kesejahteraan masyarakat Jawa Timur.
Setujukah? Bagaimana pendapat anda? Berikan comment or reaction dibawah
Like
Love
Care
Haha
Wow
Sad
Angry
Comment