Loading...
Yuliana menyebut, salah satu fokus dari kegiatan 'FKUB Masuk Kampus' adalah generasi muda terutama mahasiswa yang ada di Kampus.
Berita tentang pencanangan FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) untuk masuk ke kampus dalam rangka mewujudkan Pilkada Damai 2024 di Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah langkah yang sangat positif dan penting. Dalam konteks Indonesia yang kaya akan keragaman budaya dan agama, peran FKUB sebagai mediator dan fasilitator dialog antarumat beragama sangatlah strategis. Dengan memasuki lingkungan kampus, FKUB bisa memberikan pemahaman yang lebih baik tentang toleransi, kerukunan, dan demokrasi kepada generasi muda, yang kelak akan menjadi pemimpin masa depan.
Kampus sebagai pusat pendidikan dan inovasi merupakan tempat yang ideal untuk membentuk karakter dan pemahaman mahasiswa mengenai nilai-nilai kebangsaan, termasuk pentingnya demokrasi yang damai. Melalui program-program yang diadakan FKUB di kampus, mahasiswa dapat diajak untuk lebih peka terhadap isu-isu sosial yang ada di sekitar mereka, termasuk dalam konteks pemilihan kepala daerah. Ini dapat menciptakan generasi yang tidak hanya sadar akan hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara, tetapi juga memahami pentingnya menjaga kerukunan meskipun berbeda pendapat politik.
Dalam konteks Pilkada yang semakin dekat, mendorong kampanye positif yang menekankan pada perdamaian dan kerukunan harus menjadi prioritas. Pemilu sering kali diwarnai oleh gesekan antarpendukung, dan dengan pendekatan yang diambil oleh FKUB, diharapkan dapat meminimalkan potensi konflik. Kampus bisa menjadi laboratorium sosial untuk berdiskusi, berdebat secara sehat, dan mencari solusi atas perbedaan yang ada, sehingga bisa menumbuhkan semangat demokrasi yang konstruktif.
Selain itu, kehadiran FKUB di kampus dapat memberikan pelajaran langsung tentang pentingnya kolaborasi antaragama dalam membangun masyarakat yang harmonis. Ini juga bisa menjadi contoh nyata bagi mahasiswa untuk memahami bahwa setiap orang, terlepas dari latar belakang agama dan budaya, memiliki kontribusi yang signifikan dalam pembangunan masyarakat. Keharmonisan dan sikap saling menghormati harus ditumbuhkan sejak dini, terutama di kalangan generasi muda.
Namun, untuk mencapai tujuan tersebut, FKUB perlu melibatkan berbagai elemen, seperti organisasi kemahasiswaan, dosen, dan pihak manajemen kampus, agar program-program yang direncanakan dapat berjalan dengan maksimal. Pemilihan metode yang kreatif dan inovatif dalam menyampaikan pesan kerukunan sangat penting agar dapat menarik minat dan perhatian mahasiswa. Kegiatan seperti diskusi, seminar, atau bahkan pertunjukan seni yang mengangkat tema kerukunan bisa menjadi pilihan yang efektif.
Kedepannya, semoga upaya FKUB ini tidak hanya berhenti pada masa Pilkada saja, tetapi dapat berlanjut sebagai agenda rutin untuk pendidikan multikultural di kampus. Implementasi nilai-nilai kerukunan dan toleransi dapat menjadi bagian dari kurikulum di fakultas-fakultas yang berbeda, sehingga mahasiswa tidak hanya teredukasi dalam hal akademis, tetapi juga dalam hal sosial dan moral. Ini adalah investasi jangka panjang untuk menciptakan masyarakat yang damai dan harmonis.
Dengan demikian, langkah FKUB untuk menyasar kampus sebagai bagian dari upaya menuju Pilkada Damai 2024 di NTT dapat dianggap sebagai inisiatif yang berarti dan panutan bagi daerah lain. Harapan besar ada di pundak generasi muda yang terdidik untuk menciptakan lingkungan sosial yang aman dan damai, serta mampu menjadikan perbedaan sebagai kekuatan, bukan sebagai pemecah belah. Mari kita dukung semua upaya yang mengarah pada terciptanya kerukunan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Setujukah? Bagaimana pendapat anda? Berikan comment or reaction dibawah
Like
Love
Care
Haha
Wow
Sad
Angry
Comment