Pelantikan keduanya ditandai dengan pengambilan sumpah jabatan yang dipandu Ketua DPR Aceh Zulfadhli, di ruang rapat paripurna DPRA, Banda Aceh, Berita tentang pelantikan Hadi Surya dari Partai Gerindra dan Iskandar dari Partai Golkar sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) untuk periode 2024-2029 merupakan momen yang signifikan dalam konteks politik di Aceh. Pelantikan ini tidak hanya menandai langkah baru bagi keduanya dalam menjalankan amanah rakyat, tetapi juga mencerminkan dinamika politik di daerah yang kaya akan sejarah dan budaya ini. Pertama-tama, kehadiran Hadi Surya dan Iskandar di DPRA menandakan dukungan kuat dari partainya masing-masing. Gerindra dan Golkar adalah dua partai yang memiliki basis massa yang berbeda, dan pemilihan mereka mencerminkan keanekaragaman pilihan politik di Aceh. Hal ini penting untuk memastikan bahwa suara masyarakat dari berbagai latar belakang bisa terwakilkan dengan baik dalam pemerintahan. Semakin beragamnya wakil rakyat di DPRA dapat memperkaya proses pengambilan keputusan dan membuatnya lebih inklusif. Selanjutnya, tantangan yang dihadapi oleh Hadi Surya dan Iskandar sebagai anggota DPRA tidaklah sedikit. Mereka harus mampu mengadvokasi kepentingan rakyat dalam berbagai isu yang kompleks, mulai dari pembangunan infrastruktur, ekonomi lokal, hingga isu-isu sosial yang lebih mendalam. Tidak hanya bertindak sebagai penghubung antara pemerintah dan masyarakat, mereka juga dituntut untuk menjawab harapan dan aspirasi konstituen yang mungkin beragam. Ini adalah tugas berat namun juga menjadi peluang untuk mendemonstrasikan kemampuan kepemimpinan dan integritas mereka. Dalam konteks politik Aceh yang kerap dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti pemisahan kekuasaan dan otonomi daerah, penting bagi anggota DPRA yang baru dilantik untuk menjalin komunikasi dan kolaborasi yang baik dengan pihak-pihak terkait. Kerjasama yang solid antara lembaga legislatif dan eksekutif akan sangat berkontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Hadi Surya dan Iskandar perlu mengambil inisiatif untuk membangun jaringan yang kuat baik di dalam dan luar DPRA demi memperjuangkan agenda pembangunan yang pro-rakyat. Di sisi lain, masyarakat juga memiliki peran penting dalam mengawasi kinerja wakil mereka. Partisipasi aktif dari masyarakat dalam mengawasi dan memberikan masukan kepada anggota DPRA seperti Hadi Surya dan Iskandar adalah wujud demokrasi yang sehat. Dalam hal ini, mereka diharapkan tidak hanya menjadi perwakilan politik, tetapi juga sebagai jembatan komunikasi antara masyarakat dan pemerintah. Dengan adanya keterlibatan aktif masyarakat, harapannya adalah agar kebijakan yang diambil oleh DPRA benar-benar sejalan dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat Aceh. Akhirnya, pelantikan Hadi Surya dan Iskandar merupakan kesempatan emas bagi mereka untuk membuktikan bahwa mereka dapat menjadi pemimpin yang efektif. Dalam masa kerja mereka ke depan, diharapkan keduanya dapat menunjukkan komitmen yang kuat terhadap tugas dan tanggung jawab mereka, serta keberanian untuk mengambil keputusan yang berpihak kepada rakyat. Semoga perjalanan mereka di DPRA akan memberikan dampak positif bagi pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Aceh secara keseluruhan.