Calon Wali Kota Tegal petahana, Dedy Yon Supriyono jatuh pingsan saat sedang kampanye akbar di Jalan Pancasila Tegal, Jumat (22/11/2024). Berita mengenai Cawalkot Tegal petahana yang jatuh pingsan saat kampanye akbar menggambarkan betapa tekanan yang dialami oleh para calon kepala daerah, terutama menjelang hari pemilu. Kejadian ini menunjukkan bahwa dunia politik, khususnya di Indonesia, tidak hanya melibatkan strategi dan retorika, tetapi juga mempengaruhi kesehatan fisik dan mental para kandidat. Dalam konteks politik yang kompetitif dan penuh tekanan, kesehatan calon pemimpin harus menjadi prioritas, karena mereka tidak hanya menjadi wakil rakyat tetapi juga mengambil keputusan penting untuk masa depan daerah yang mereka pimpin. Jatuh pingsannya calon tersebut bisa jadi merupakan akibat dari beban emosional dan fisik yang berat. Kampanye yang intens dan panjang seringkali membuat para kandidat kelelahan, baik secara fisik maupun mental. Kondisi seperti ini dapat mempengaruhi kinerja mereka, tidak hanya dalam memimpin kampanye tetapi juga dalam menjalankan tugas jika terpilih. Oleh karena itu, calon-calon pemimpin harus memperhatikan kesehatan mereka, melakukan manajemen stres yang baik, dan menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan istirahat. Penting juga untuk mendiskusikan bagaimana masyarakat harus memberikan dukungan kepada calon-calon yang sedang berjuang dalam kampanye. Masyarakat perlu memahami bahwa di balik setiap calon terdapat manusia yang berusaha keras untuk memenuhi harapan dan janji politik mereka. Memahami beban yang mereka pikul dapat membantu menciptakan suasana kampanye yang lebih positif dan menenangkan, bukan hanya untuk kandidat tetapi juga bagi masyarakat yang terlibat dalam proses demokrasi. Kejadian ini bisa menjadi pengingat bagi partai politik dan tim kampanye untuk tidak hanya fokus pada kemenangan, tetapi juga memperhatikan kesejahteraan kandidat mereka. Pelatihan dan dukungan kesehatan mental serta fisik untuk kandidat seharusnya menjadi bagian penting dari persiapan kampanye. Dengan memiliki tim yang mampu mengelola tekanan dan menjaga kesehatan, calon-calon ini akan lebih siap untuk menghadapi tantangan dalam kontestasi politik. Dalam jangka panjang, penting untuk mendorong diskusi tentang kesehatan mental dan fisik di kalangan pegiat politik. Media, organisasi non-pemerintah, dan lembaga pendidikan seharusnya berperan dalam mengedukasi calon-calon pemimpin serta masyarakat luas tentang pentingnya kesehatan dalam dunia politik. Hal ini tidak hanya akan bermanfaat bagi individu yang terlibat, tetapi juga dapat meningkatkan kualitas demokrasi di Indonesia. Secara keseluruhan, insiden ini harus dijadikan sarana evaluasi untuk semua pihak yang terlibat dalam proses politik. Mengingat beban yang dihadapi oleh para calon, masyarakat dengan kritis dapat mengawal dan mendukung kandidat yang memiliki integritas dan komitmen terhadap kesehatan sosial dan mental. Dengan demikian, pemilu bisa menjadi lebih berkualitas dan menghasilkan pemimpin yang tidak hanya kompeten, tetapi juga sehat secara fisik dan mental.