Loading...
Meski memiliki gelar sarjana dan sempat menyandang predikat lulus Cumlaude, Lala tak pernah malu melakoni pekerjaan sebagai penjual es.
Berita tentang Lala, lulusan cumlaude dari Universitas Gadjah Mada (UGM) yang memilih untuk resign dari karier akademis demi menjalankan usaha jualan es di warung, mencerminkan fenomena yang semakin umum di kalangan generasi muda saat ini. Di era di mana keberanian untuk mengambil jalan yang berbeda dari norma telah menjadi sorotan, langkah yang diambil Lala dapat dilihat sebagai representasi dari nilai-nilai kemandirian dan kebebasan memilih.
Salah satu aspek yang menarik dari cerita Lala adalah keputusan untuk menjalani usaha yang dianggap lebih sederhana dan mungkin kurang prestisius dibandingkan dengan gelar akademis yang diperoleh. Kebangkitan usaha kecil dan menengah, terutama di kalangan anak muda, menunjukkan bahwa banyak orang kini lebih menghargai kebahagiaan dan kepuasan pribadi dibandingkan dengan pencapaian status sosial. Dalam konteks ini, Lala menunjukkan bahwa sukses tidak selalu diukur dari gelar atau jabatan, tetapi juga dari passion dan keberanian untuk mengejar apa yang dicintai.
Namun, keputusan Lala juga membawa risiko dan tantangan tersendiri. Meski ia mendapatkan banyak dukungan, pasti ada kritik yang datang, baik dari masyarakat maupun lingkungan terdekat. Menghadapi hujatan dari orang-orang yang tidak memahami pilihannya bisa menjadi beban psikologis yang berat. Dalam hal ini, penting bagi Lala untuk menemukan jaringan dukungan, baik dari teman, keluarga, maupun komunitas sejenis, untuk meneguhkan rasa percaya dirinya.
Berkaitan dengan isu stigma sosial, cerita Lala mengajak kita untuk merefleksikan pemahaman kita tentang keberhasilan. Masyarakat seringkali terjebak dalam pandangan konvensional tentang apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang lulusan cumlaude—termasuk bekerja di perusahaan besar atau institusi ternama. Namun, Lala menunjukkan bahwa pilihan hidup dapat bervariasi, dan apa yang mungkin dianggap 'kurang berkelas' bisa jadi merupakan langkah menuju kebahagiaan yang lebih besar.
Lebih jauh lagi, pilihan Lala juga bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang yang merasa tertekan untuk mengikuti jejak karier yang konvensional. Dalam dunia yang terus berubah, kreativitas dan kemampuan beradaptasi menjadi kunci untuk menemukan kebahagiaan dan kesuksesan. Lala menegaskan bahwa tidak ada satu jalan yang benar—banyak cara untuk mencapai kepuasan hidup.
Secara keseluruhan, kisah Lala adalah contoh yang menggugah dan mengajak kita untuk menghargai setiap pilihan hidup. Setiap individu memiliki perjalanan dan definisi kesuksesan yang berbeda. Lala mengingatkan kita bahwa kebahagiaan dan kepuasan bisa datang dari tempat yang tidak terduga, bahkan jika itu tampak sederhana. Sikap berani dan percaya diri untuk mengikuti passion dan cita-cita pribadi sangatlah penting dalam menjalani hidup ini.
Setujukah? Bagaimana pendapat anda? Berikan comment or reaction dibawah
Like
Love
Care
Haha
Wow
Sad
Angry
Comment