Eks Kabareskrim Polri Komjen (Purn) Arief Sulistyanto menilai tindakan yang dilakukan AKP Dadang Iskandar sangat brutal dan biadab. Berita tentang insiden penembakan yang melibatkan AKP Dadang Iskandar dan AKP Ulil Ryanto Anshari menggambarkan situasi yang sangat mengkhawatirkan dalam konteks penegakan hukum di Indonesia. Ketegangan seperti ini antara anggota kepolisian menunjukkan adanya masalah yang lebih dalam dalam institusi itu sendiri, termasuk mungkin adanya persaingan, konflik kepentingan, atau ketidakpuasan yang bisa berujung pada tindakan ekstrem. Insiden ini tidak hanya merugikan individu yang terlibat, tetapi juga menciptakan dampak negatif terhadap citra kepolisian di mata publik. Selain itu, reaksi marah yang ditunjukkan oleh AKP Dadang Iskandar dapat mencerminkan tekanan emosional dan psikologis yang seringkali dihadapi oleh anggota kepolisian. Tindakan kekerasan, dalam bentuk apapun, sering kali merupakan indikasi bahwa ada masalah yang lebih mendasar, seperti kurangnya dukungan mental dan emosional untuk para petugas. Dalam banyak kasus, ketidakstabilan emosi atau tekanan dari tugas yang dihadapi dapat memicu respons yang berlebihan, dan insiden ini bisa jadi adalah salah satu contohnya. Dari perspektif kebijakan publik, insiden ini menyoroti perlunya reformasi di dalam kepolisian. Dia perlu ada upaya yang lebih besar untuk meningkatkan pelatihan, komunikasi, dan manajemen stres bagi petugas kepolisian. Implementasi prosedur yang lebih baik dalam hal resolusi konflik sangat penting untuk mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan. Tujuannya bukan hanya untuk melindungi anggota kepolisian, tetapi juga untuk menjaga keselamatan masyarakat secara keseluruhan. Dari sudut pandang hukum, penting untuk ada penyelidikan yang transparan dan akuntabel agar dapat mengungkap fakta-fakta di balik insiden penembakan tersebut. Ini akan menjadi langkah krusial untuk memastikan bahwa keadilan ditegakkan, serta untuk mencegah terjadinya penembakan serupa di kemudian hari. Proses hukum yang jelas dan adil penting untuk menjaga kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian. Dengan semua faktor yang perlu dipertimbangkan, insiden ini mesti menjadi bahan evaluasi bagi semua pemangku kepentingan, bukan hanya di tingkat kepolisian, tetapi juga dalam konteks kebijakan publik yang lebih luas. Diskusi dan refleksi mendalam tentang bagaimana kekerasan di kalangan petugas penegak hukum dapat diminimalkan menjadi hal yang sangat penting. Semoga insiden yang tragis ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk melangkah menuju sistem penegakan hukum yang lebih baik dan lebih manusiawi.