Media sosial hingga grup-grup WhatsApp (WA) diramaikan dengan video peredaran uang mutilasi Rp 100.000 yang mirip dengan pecahan asli Berita mengenai viralnya video uang mutilasi pecahan Rp100 ribu yang menyertakan dua nomor seri memang menarik perhatian banyak orang, terutama dalam konteks keuangan dan kebijakan moneter di Indonesia. Sebagai mata uang resmi, pecahan Rp100 ribu memiliki nilai yang cukup tinggi, sehingga setiap isu yang berhubungan dengannya biasanya akan mendapatkan respons yang cepat dari masyarakat dan pihak berwenang, seperti Bank Indonesia (BI). Salah satu hal yang perlu dicermati dalam berita ini adalah potensi dampaknya terhadap kepercayaan masyarakat terhadap uang dan sistem keuangan. Mutilasi uang, meskipun dalam beberapa kasus dapat terjadi karena alasan tertentu, seringkali dapat menimbulkan kebingungan dan ketidakpastian. Ketika masyarakat melihat video tersebut, ada kemungkinan munculnya keraguan tentang keaslian atau nilai uang pecahan itu, yang selanjutnya dapat memengaruhi sirkulasi atau penggunaan uang tersebut di masyarakat. Bank Indonesia sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas pengaturan dan penerbitan uang di Indonesia perlu memberikan penjelasan yang jelas dan tegas. Dalam konteks ini, respons yang diambil oleh BI sangat krusial untuk menangkal misinformasi yang dapat beredar di masyarakat. Melalui penjelasan resmi, BI dapat mengedukasi masyarakat mengenai prosedur yang benar mengenai uang yang sudah rusak atau mutilasi, serta langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengganti uang tersebut. Selain itu, fenomena viral di media sosial, seperti WhatsApp, juga menunjukkan betapa cepatnya informasi—baik benar maupun salah—dapat menyebar. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi masyarakat kita, yang harus lebih kritis dalam menyaring informasi yang diterima. Dalam era digital ini, pendidikan literasi media menjadi hal yang sangat penting agar masyarakat tidak mudah terpengaruh oleh berita-berita yang misleading. Perlu juga diperhatikan bahwa masalah mutilasi uang bisa dikaitkan dengan berbagai alasan, mulai dari adanya tindakan kriminal hingga kurangnya pemahaman masyarakat tentang pengelolaan uang yang baik. Tindakan mutilasi uang adalah hal yang ilegal, dan perlu ada penegasan bahwa uang yang telah mengalami kerusakan seharusnya dibawa ke bank untuk ditukarkan, bukan dimutilasi dengan cara yang merusak. Secara keseluruhan, berita ini mencerminkan betapa pentingnya komunikasi yang jelas dan transparan antara otoritas keuangan dan masyarakat. Respons yang baik dari BI tidak hanya membantu meredakan rumor atau kekhawatiran, tetapi juga meningkatkan kepercayaan publik terhadap sistem keuangan yang ada. Ini penting untuk menciptakan stabilitas ekonomi yang lebih luas dalam jangka panjang.