Dulu Sempat Akrab, Kenapa Hubungan Trump-Xi Jinping Kini Renggang?

23 November, 2024
7


Loading...
Bagi banyak orang di China, Trump adalah tokoh yang lucu dan meme-meme dirinya yang menari mengikuti alunan musik YMCA beredar luas di medsos.
Tanggapan terhadap berita berjudul "Dulu Sempat Akrab, Kenapa Hubungan Trump-Xi Jinping Kini Renggang?" dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, mengingat hubungan antara kedua pemimpin ini memiliki dampak besar bagi geopolitik global, ekonomi, dan keamanan internasional. Pertama-tama, penting untuk memahami latar belakang hubungan antara Donald Trump dan Xi Jinping. Ketika Trump awalnya menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat, ada beberapa momen yang menunjukkan keakraban antara keduanya. Misalnya, pertemuan di Mar-a-Lago pada tahun 2017 dan ketika Xi Jinping dikatakan sebagai "teman" oleh Trump. Hubungan ini terlihat cukup positif, dengan harapan bahwa kedua pemimpin dapat bekerja sama dalam berbagai isu, termasuk perdagangan, keamanan, dan perubahan iklim. Namun, seiring berjalannya waktu, hubungan tersebut mulai merenggang. Salah satu faktor utama yang memengaruhi keharmonisan ini adalah ketegangan perdagangan antara kedua negara. Di bawah kepemimpinan Trump, Amerika Serikat memberlakukan tarif tinggi terhadap barang-barang China dalam upaya untuk mengurangi defisit perdagangan dan mengatasi praktik perdagangan yang dianggap tidak adil. Respons China terhadap kebijakan ini adalah dengan menerapkan tarif balasan, yang hanya meningkatkan ketidakpastian ekonomi dan memperburuk hubungan dua negara tersebut. Selain faktor ekonomi, munculnya isu-isu geostrategis seperti klaim teritorial di Laut Cina Selatan dan pendekatan China terhadap Taiwan juga memperburuk hubungan antara Trump dan Xi. Manuver militer China dan upaya untuk memperluas pengaruhnya di kawasan Asia-Pasifik menarik perhatian Amerika Serikat, yang merasa perlu untuk mempertahankan kepentingan dan aliansinya di kawasan tersebut. Ketegangan ini tidak hanya terbatas pada urusan bilateral, tetapi juga berdampak pada hubungan dengan negara-negara lain, termasuk sekutu-sekutu Amerika di wilayah tersebut. Selain itu, krisis COVID-19 yang melanda dunia pada tahun 2020 semakin memperparah hubungan ini. Trump secara terbuka menyalahkan pemerintah China atas penanganan awal pandemi dan pelanggaran transparansi yang dianggap mengakibatkan penyebaran virus secara luas. Hal ini tidak hanya menambah ketegangan antara kedua negara tetapi juga memicu sentimen anti-China di kalangan publik Amerika, yang semakin memperburuk citra nasional China di mata dunia. Di sisi lain, hubungan internasional bersifat dinamis dan sering kali dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal dan internal di masing-masing negara. Perubahan administrasi di AS dan kebijakan luar negeri yang berbeda dari pemerintahan baru dapat memicu penyesuaian dalam hubungan antara AS dan China ke depan. Namun, tantangan yang ada akan tetap ada, dan akan memerlukan pendekatan diplomasi yang lebih matang dan kerjasama internasional untuk mengatasi konflik yang ada. Secara keseluruhan, berita mengenai renggangnya hubungan Trump dan Xi Jinping mencerminkan dinamika kompleks antara dua kekuatan besar dunia. Ketegangan dalam hubungan tersebut menunjukkan bahwa hubungan internasional tidak hanya didasarkan pada kepribadian pemimpin, tetapi juga berakar pada kepentingan nasional, geopolitik, dan isu-isu global yang lebih besar. Langkah ke depan akan memerlukan pemahaman yang lebih baik serta upaya kolaboratif untuk menyelesaikan isu-isu yang ada demi stabilitas dunia.

Setujukah? Bagaimana pendapat anda? Berikan comment or reaction dibawah
Like emoji
Like
Love emoji
Love
Care emoji
Care
Haha emoji
Haha
Wow emoji
Wow
Sad emoji
Sad
Angry emoji
Angry

Tags

Comment