Hasto mengatakan meski tidak hadir di kampanye akbar Pramono-Rano, namun Megawati selalu memberikan dukungan penuh kepada paslon tersebut. Berita mengenai dukungan Megawati Soekarnoputri terhadap Pramono Anung dan Rano Karno yang melibatkan berdzikir sebagai bagian dari dukungan tersebut mencerminkan karakter unik dan tradisi yang ada dalam politik Indonesia. Megawati, yang merupakan mantan Presiden dan Ketua Umum PDI Perjuangan, dikenal memiliki pendekatan yang khas dalam membangun hubungan politik. Melibatkan unsur spiritual seperti dzikir dalam mendukung kandidat dapat diinterpretasikan sebagai strategi untuk menjalin koneksi emosional dan spiritual dengan masyarakat. Pertama, penggunaan dzikir sebagai simbol dukungan menunjukkan bahwa Megawati tidak hanya menyasar segmen politik yang rasional, tetapi juga yang emosional dan spiritual. Di Indonesia, agama dan spiritualitas memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Dengan mengaitkan momen dukungan dengan dzikir, Megawati menunjukkan bahwa dia menghargai aspek spiritual dalam berpolitik, sekaligus mengajak masyarakat untuk bernilai positif dalam memilih pemimpin. Kedua, momen ini juga menggambarkan bagaimana megawati ingin menekankan pentingnya moral dan etika dalam kepemimpinan. Dalam konteks politik yang sering kali dipenuhi dengan konflik dan negatif, inisiatif seperti ini bisa dilihat sebagai usaha untuk membawa nuansa baru yang lebih damai dan harmoni. Dzikir diharapkan dapat menjadi pengingat akan tujuan yang lebih luhur di dalam dunia politik, yaitu berkhidmat untuk rakyat dan negara. Namun, di sisi lain, ada tantangan yang mungkin dihadapi oleh Pramono Anung dan Rano Karno dalam memanfaatkan momentum ini. Dukungan yang berkaitan dengan spiritualitas harus diimbangi dengan kinerja yang nyata dan konkret. Masyarakat cenderung skeptis terhadap janji-janji politik yang tidak terwujud. Oleh karena itu, kedua kandidat ini perlu menunjukkan tindakan nyata dalam mewujudkan visi dan misi mereka jika ingin mempertahankan dukungan tersebut. Selain itu, penting juga untuk mempertimbangkan bagaimana penggemar dan pendukung dari masing-masing calon akan merespons. Sektor-sektor tertentu dalam masyarakat mungkin merasa tidak nyaman dengan penggabungan agama dan politik. Ada kemungkinan bahwa hal ini dapat menimbulkan perpecahan atau polarisasi di antara pendukung. Secara keseluruhan, dukungan Megawati yang melibatkan dzikir dalam konteks politik merupakan langkah yang menarik dan strategis. Ini adalah langkah yang mencerminkan nilai-nilai budaya dan spiritualitas yang kuat dalam masyarakat Indonesia. Namun, tantangan yang dihadapi oleh para kandidat dalam mewujudkan harapan ini akan sangat terkait dengan tindakan mereka ke depan. Penggabungan antara spiritualitas dan praktik politik yang nyata dapat menjadi kunci untuk mendapatkan kepercayaan publik yang lebih luas.