Loading...
Calon Gubernur nomor urut 4, Tina Nur Alam menyinggung serapan tenaga kerja di sektor pertambangan Sulawesi Tenggara (Sultra) cuma 2,5%.
Berita yang menyebutkan bahwa serapan tenaga kerja sektor tambang di Sulawesi Tenggara (Sultra) hanya mencapai 2,5% merupakan indikator yang memprihatinkan terkait dampak dari sektor tambang terhadap ekonomi lokal. Sektor tambang sering kali diharapkan menjadi motor penggerak ekonomi, terutama bagi daerah yang kaya akan sumber daya mineral. Namun, fakta bahwa serapan tenaga kerja begitu rendah mengindikasikan adanya ketidakseimbangan dalam pemanfaatan sumber daya alam tersebut.
Pertama-tama, kita perlu mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya serapan tenaga kerja ini. Salah satunya adalah kemungkinan bahwa perusahaan-perusahaan tambang lebih memilih menggunakan teknologi otomatisasi atau mereka mengandalkan tenaga kerja dari luar daerah, sehingga tidak banyak memberikan peluang pekerjaan bagi masyarakat lokal. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh kurangnya keterampilan atau pendidikan yang sesuai yang dimiliki oleh tenaga kerja lokal. Oleh karena itu, ada kebutuhan mendesak untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan di daerah tersebut agar dapat memenuhi kebutuhan industri tambang.
Selanjutnya, penting untuk menyoroti dampak sosial dan ekonomi dari rendahnya serapan tenaga kerja ini. Masyarakat setempat mungkin tidak merasakan manfaat yang signifikan dari keberadaan sektor tambang. Ketidakpuasan ini dapat menimbulkan ketegangan sosial, terutama ketika masyarakat melihat sumber daya alam diambil, tetapi mereka tidak mendapatkan manfaat yang sebanding. Oleh karena itu, perlu adanya upaya dari pemerintah dan perusahaan tambang untuk menciptakan program-program pemberdayaan masyarakat yang lebih inklusif, sehingga masyarakat setempat juga mendapatkan kesempatan untuk berperan dalam sektor ini.
Di sisi lain, pemerintah daerah hendaknya berperan aktif dalam menciptakan kebijakan yang mendukung pengembangan tenaga kerja lokal. Ini bisa meliputi pembinaan dan peningkatan keterampilan yang relevan dengan sektor tambang, serta menciptakan insentif bagi perusahaan untuk merekrut tenaga kerja lokal. Selain itu, keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan dan pengelolaan sumber daya alam juga sangat penting untuk memastikan bahwa mereka berhak atas hasil dari kekayaan daerah yang mereka tinggali.
Ketiga, perlu diingat bahwa sektor tambang tidak hanya berkaitan dengan aspek ekonomi, tetapi juga dapat memiliki dampak lingkungan yang besar. Ketika eksploitasi sumber daya tidak dikelola dengan baik, kondisi lingkungan dapat memburuk, yang pada gilirannya akan mempengaruhi kehidupan masyarakat di sekitar tambang. Dalam hal ini, penting bagi perusahaan untuk menerapkan praktik pertambangan yang berkelanjutan agar tidak hanya berfokus pada keuntungan ekonomi, tetapi juga memperhatikan aspek sosial dan lingkungan.
Akhirnya, rendahnya serapan tenaga kerja di sektor tambang di Sultra akan memerlukan kolaborasi antara pemerintah, perusahaan tambang, dan masyarakat untuk menciptakan solusi yang lebih baik. Dengan mengimplementasikan pendekatan yang holistik, diharapkan sektor tambang dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat lokal dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi daerah secara berkelanjutan. Ini menjadi tantangan, tetapi juga peluang untuk merumuskan kembali bagaimana sumber daya alam dapat dikelola demi kepentingan bersama, bukan hanya untuk beberapa pihak saja.
Setujukah? Bagaimana pendapat anda? Berikan comment or reaction dibawah
Like
Love
Care
Haha
Wow
Sad
Angry
Comment