Iran telah mengimpor berton-ton emas dalam beberapa bulan terakhir karena negara itu bersiap menghadapi kesulitan lebih besar di bawah tekanan Trump. Berita mengenai Iran yang membeli emas dalam menghadapi tekanan ekonomi, terutama di bawah pemerintahan Donald Trump, menunjukkan strategi yang menarik dalam menghadapi sanksi dan ketidakpastian ekonomi. Sejak Trump menarik Amerika Serikat dari Kesepakatan Nuklir Iran (JCPOA) pada tahun 2018 dan memberlakukan sanksi yang lebih ketat, ekonomi Iran mengalami dampak yang signifikan. Langkah Iran untuk berinvestasi dalam emas bisa dilihat sebagai tindakan untuk melindungi aset dan mempertahankan nilai mata uang yang terdevaluasi. Salah satu alasan Iran beralih ke emas adalah untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS. Dalam konteks sanksi yang diberlakukan, Iran kesulitan untuk melakukan transaksi internasional menggunakan mata uang dolar. Dengan memborong emas, Iran dapat membuat cadangan yang lebih aman dan memiliki aset yang lebih stabil, terutama saat dihadapkan pada fluktuasi nilai tukar yang agresif dan inflasi yang melambung. Emas telah lama dianggap sebagai aset refuge, yang memberikan perlindungan terhadap ketidakpastian ekonomi. Di sisi lain, strategi ini juga menciptakan tantangan tersendiri bagi Iran. Pembelian emas dalam jumlah besar memerlukan sumber daya yang signifikan dan bisa saja menguras cadangan devisa negara. Selain itu, dengan meningkatnya permintaan global akan emas, harga logam mulia tersebut juga dapat terpengaruh, menambah beban bagi Iran di tengah keterpurukan ekonomi. Negara ini harus seimbang dalam menjalankan kebijakan moneternya agar tidak membuat situasi ekonomi semakin parah. Dari sudut pandang geopolitik, langkah ini mungkin meningkatkan ketegangan antara Iran dan negara-negara barat, terutama jika negara-negara tersebut melihat langkah ini sebagai tindakan memprovokasi sanksi lebih lanjut. Setiap langkah Iran untuk mengamankan asetnya dapat dianggap sebagai tantangan terhadap dominasi ekonomi global yang dikelola oleh AS dan sekutunya. Dalam konteks ini, kedalaman masalah ekonomi Iran mencerminkan geopolitik yang lebih luas di Timur Tengah. Akhirnya, dengan investasi dalam emas, Iran tidak hanya terlihat berusaha untuk bertahan secara ekonomi, tetapi juga berusaha untuk memperkuat posisi tawar dalam negosiasi internasional di masa mendatang. Dalam situasi di mana dialog diplomatik bisa terjalin, memiliki cadangan emas yang signifikan dapat memberikan Iran leverage yang lebih dalam perundingan dan mencari dukungan dari negara-negara lain. Hal ini menunjukkan bagaimana ekonomi, sanksi, dan diplomasi saling terkait dalam konteks kebijakan luar negeri negara-negara yang terlibat. Dengan perkembangan ini, penting untuk memperhatikan bagaimana situasi ekonomi di Iran akan berkembang dan apakah strategi mereka dalam berinvestasi di emas ini akan membawa hasil yang diharapkan. Ketidakpastian global dan ketegangan politik akan terus mempengaruhi keputusan ekonomi dan diplomatik Iran di masa mendatang.