Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, Kabar Randy Pangalila meninggal dunia pada Kamis (11/4/2025) adalah hoaks. Berita berjudul '[HOAKS] Randy Pangalila Meninggal Dunia pada 11 April 2025' menunjukkan pentingnya kewaspadaan masyarakat terhadap informasi yang beredar, terutama di era digital saat ini, di mana berita palsu atau hoaks dapat dengan mudah menyebar dan mempengaruhi persepsi publik. Dalam konteks ini, hoaks tentang kematian seseorang, terutama figur publik seperti Randy Pangalila, dapat menimbulkan kepanikan dan dampak emosional baik bagi keluarganya maupun penggemarnya. Pertama, berita hoaks semacam ini seringkali menciptakan momen yang sangat emosional bagi banyak orang. Penggemar dan masyarakat luas dapat merasa sedih dan kehilangan meskipun kenyataannya tidak demikian. Hal ini juga menunjukkan bagaimana berita palsu dapat dengan cepat menyebar melalui media sosial, di mana banyak orang mungkin mempercayai dan menyebarkan informasi tanpa memverifikasi kebenarannya terlebih dahulu. Ini menjadi pengingat untuk selalu berpikir kritis terhadap informasi yang kita terima. Kedua, kasus hoaks seperti ini juga mengindikasikan perlunya literasi media yang lebih baik di kalangan masyarakat. Pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana membedakan antara berita yang valid dan tidak valid sangat penting agar orang-orang tidak gampang terjebak dalam informasi yang menyesatkan. Pendidikan tentang cara memverifikasi sumber informasi bisa menjadi langkah preventif yang efektif untuk mengurangi penyebaran hoaks. Selanjutnya, otoritas dan platform media sosial harus mengambil tanggung jawab dalam mengatasi masalah ini dengan serius. Mereka perlu bekerja sama untuk menciptakan sistem yang lebih baik dalam mendeteksi dan menandai konten hoaks, sehingga masyarakat dapat lebih mudah mendapatkan akses ke informasi yang akurat. Pendekatan ini juga dapat melibatkan kampanye penyuluhan untuk meningkatkan kesadaran akan bahayanya hoaks. Dalam kesimpulannya, berita hoaks seperti tentang meninggalnya Randy Pangalila adalah pengingat akan pentingnya hati-hati dalam menyebarkan informasi. Masyarakat perlu bersikap kritis dan kreatif dalam mengedukasi diri mereka tentang literasi media, sambil juga berharap bahwa semua pihak — baik individu maupun platform media — dapat berkontribusi untuk menciptakan lingkungan informasi yang lebih sehat dan terpercaya.