Loading...
Warga mempertanyakan siapa yang memberikan izin operasional bar di hotel yang dikelilingi oleh instansi pendidikan.
Berita mengenai penolakan warga terhadap pembukaan bar di Hotel Kartika One yang disebabkan oleh penjualan minuman keras mencerminkan dinamika dan ketegangan yang sering terjadi dalam masyarakat, terutama ketika berkaitan dengan nilai-nilai budaya dan norma sosial. Penolakan tersebut menunjukkan bahwa masyarakat masih memiliki keprihatinan yang mendalam terhadap dampak sosial dan budaya yang mungkin ditimbulkan dari keberadaan tempat-tempat yang menjual alkohol.
Salah satu argumen yang sering dilontarkan dalam situasi seperti ini adalah kekhawatiran terhadap peningkatan masalah sosial, termasuk penyalahgunaan alkohol, perilaku kriminal, dan gangguan ketertiban umum. Banyak warga yang mungkin merasakan bahwa keberadaan bar dapat memperburuk situasi sosial di lingkungan mereka, terutama jika daerah tersebut sudah dianggap sebagai lokasi yang rawan. Oleh karena itu, penolakan tersebut sering kali didasarkan pada kepentingan untuk menjaga keamanan dan ketertiban di masyarakat.
Selain itu, adanya perbedaan pandangan antara warga dan pengelola hotel juga mencerminkan adanya pertarungan antara kota modern yang berorientasi pada pariwisata dan pelestarian nilai-nilai tradisional. Di satu sisi, pihak hotel mungkin berargumen bahwa pembukaan bar merupakan bagian dari pengembangan pariwisata yang dapat meningkatkan pendapatan dan daya tarik wisatawan. Di sisi lain, warga lokal mungkin merasa bahwa ini adalah ancaman terhadap identitas budaya dan norma yang berlaku di lingkungan mereka.
Sikap penolakan yang diambil oleh warga bisa juga menjadi refleksi dari kebutuhan untuk melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pembangunan di sekitar mereka. Komunikasi yang baik antara pengelola hotel dan masyarakat lokal sangat penting untuk meredakan ketegangan yang ada. Solusi yang saling menguntungkan dapat dicari, misalnya dengan pengelola hotel mempertimbangkan untuk mengimplementasikan aturan-aturan tertentu yang dapat meminimalisir dampak negatif dari keberadaan bar.
Satu hal yang patut dicatat adalah pentingnya keberadaan regulasi yang jelas mengenai penjualan alkohol di suatu daerah. Pemerintah daerah harus mampu mengedepankan kepentingan masyarakat dan bukan hanya kepentingan bisnis semata. Dengan adanya regulasi yang ketat, diharapkan bisa mencegah potensi masalah yang mungkin timbul serta memberikan rasa aman bagi warga.
Akhirnya, penolakan warga terhadap pembukaan bar di Hotel Kartika One adalah sebuah contoh bagaimana terkadang kepentingan ekonomi dan sosial dapat berbenturan. Dialog yang konstruktif, saling pengertian, dan upaya kolaboratif antara pihak hotel dan masyarakat merupakan kunci untuk mencapai keseimbangan yang harmonis antara pengembangan pariwisata dan pelestarian nilai-nilai lokal.

Setujukah? Bagaimana pendapat anda? Berikan comment or reaction dibawah
Like
Love

Care
Haha

Wow

Sad

Angry
Comment