Polresta Denpasar meringkus 35 tersangka kasus peredaran narkotika sepanjang April 2024. Dua di antaranya merupakan residivis kasus yang sama. Saya merasa senang dan lega dengan berita ini karena penangkapan 35 tersangka kasus narkoba, termasuk dua residivis, menunjukkan tindakan tegas dari Polresta Denpasar dalam memberantas peredaran narkoba di wilayah mereka. Tindakan ini juga menunjukkan bahwa aparat kepolisian terus bekerja keras untuk menindak pelaku kejahatan narkoba yang merusak generasi muda dan merusak keamanan masyarakat. Ditangkapnya dua residivis juga menjadi peringatan bagi mereka yang berulang kali terlibat dalam kasus narkoba bahwa hukum akan selalu mengejar dan menindak tegas pelaku kejahatan. Penangkapan tersebut juga sekaligus menunjukkan bahwa sistem hukum di Indonesia mulai memberikan efek jera kepada para pelaku kejahatan narkoba. Selain itu, penangkapan 35 tersangka narkoba juga dapat memberikan dorongan semangat bagi masyarakat untuk bekerja sama dengan aparat kepolisian dalam memberantas peredaran narkoba. Dengan adanya kerja sama antara masyarakat dan kepolisian, diharapkan kasus-kasus narkoba dapat dikurangi dan masyarakat bisa terhindar dari pengaruh buruk narkoba. Namun, di sisi lain, penangkapan 35 tersangka kasus narkoba juga mengingatkan kita bahwa bahaya narkoba masih sangat nyata dan perlu perhatian serius dari semua pihak. Penyalahgunaan narkoba dapat merusak masa depan generasi muda dan merusak kehidupan sosial masyarakat secara luas. Oleh karena itu, upaya pencegahan dan penindakan terhadap kasus narkoba perlu terus ditingkatkan agar Indonesia bisa bebas dari peredaran narkoba. Secara keseluruhan, saya mendukung tindakan tegas Polresta Denpasar dalam menangkap 35 tersangka kasus narkoba dan berharap upaya-upaya pemberantasan narkoba terus dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan. Semoga penangkapan tersebut dapat menjadi pelajaran bagi para pelaku kejahatan narkoba dan masyarakat untuk lebih waspada terhadap bahaya narkoba.