Pelaku usaha jasa wisata keluhkan maraknya praktik pungutan liar (Pungli) di banyak destinasi wisata di Jawa Barat. Saya merasa sangat prihatin dan kecewa dengan kondisi di mana praktik pungutan liar (pungli) masih terjadi di dalam industri jasa wisata di Cianjur. Praktik pungli bukan hanya merugikan bagi pengusaha wisata, tetapi juga merugikan bagi para wisatawan yang seharusnya mendapatkan pelayanan yang transparan dan sesuai dengan harga yang sebenarnya. Hal ini tentu akan merusak citra pariwisata Cianjur dan mengurangi minat wisatawan untuk berkunjung ke daerah tersebut. Ketidakpedulian pihak terkait terhadap keluhan dari pengusaha jasa wisata yang menjadi korban pungli juga sangat mengkhawatirkan. Seharusnya pihak berwenang segera menindaklanjuti keluhan tersebut dan melakukan upaya untuk memberantas praktik pungli yang merugikan ini. Diperlukan kerja sama antara pemerintah, pengusaha wisata, dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan pariwisata yang bersih dan berkualitas. Selain itu, adanya ketidakviralan keluhan dari pengusaha jasa wisata mengenai pungli juga menunjukkan adanya ketidaktahuan atau ketidakpedulian dari masyarakat luas terhadap masalah ini. Sebagai konsumen, kita harus lebih aware terhadap hak-hak kita dan tidak boleh diam saat terjadi praktik pungli. Masyarakat juga perlu lebih aktif melaporkan praktik pungli yang terjadi untuk memberikan tekanan kepada pihak berwenang agar segera bertindak. Di tengah pandemi Covid-19 ini, ketertiban dan kebersihan dalam industri pariwisata menjadi semakin penting. Praktik pungli tidak hanya merugikan secara ekonomi, tetapi juga dapat mengancam keselamatan dan kesehatan wisatawan. Oleh karena itu, penegakan hukum terhadap praktik pungli harus dilakukan secara tegas dan konsisten demi menjaga integritas dan keberlanjutan industri pariwisata di Cianjur. Saya berharap agar pihak berwenang segera mengambil langkah-langkah konkret untuk memberantas praktik pungli ini dan menjaga keutuhan industri pariwisata di daerah tersebut.