Praktik pungli menjadi salah satu masalah yang kerap terjadi di sejumlah lokasi wisata. Kondisi itu tentu memberi dampak negatif bagi dunia wisata. Saya sangat prihatin dengan dampak buruk yang ditimbulkan oleh praktik pungutan liar (pungli) di kawasan wisata Lembang. Praktik pungli ini telah merugikan para pengelola wisata maupun wisatawan yang berkunjung ke sana. Selain itu, hal ini juga dapat merusak citra pariwisata Indonesia sebagai destinasi wisata yang ramah dan bersih dari korupsi. Praktik pungli tidak hanya merugikan para pelaku wisata, namun juga merugikan negara secara keseluruhan. Pajak dan retribusi yang seharusnya menjadi pendapatan bagi daerah menjadi berkurang akibat pungli yang dilakukan secara ilegal. Penyimpangan ini akan berdampak pada pembangunan dan pelayanan publik di daerah tersebut. Selain itu, praktik pungli juga dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi para wisatawan yang berkunjung ke Lembang. Mereka mungkin merasa terganggu dan merasa tidak mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan apa yang seharusnya mereka dapatkan. Hal ini dapat membuat mereka merasa tidak nyaman dan meninggalkan kesan buruk terhadap destinasi wisata tersebut. Pemerintah dan aparat terkait diharapkan dapat memberantas praktik pungli ini secara tegas dan memberikan sanksi yang berat bagi pelaku yang terlibat. Selain itu, sosialisasi mengenai pentingnya menghindari praktik pungli juga perlu terus dilakukan kepada masyarakat agar kesadaran akan bahayanya praktik tersebut semakin meningkat. Kita sebagai masyarakat juga perlu ikut berperan aktif untuk melaporkan praktik pungli yang terjadi di sekitar kita. Dengan demikian, kita dapat membantu pemerintah dalam memberantas praktik korupsi dan pungli di berbagai sektor, termasuk di sektor pariwisata. Dengan bersama-sama berusaha untuk menekan praktik pungli, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih bersih, transparan, dan adil bagi semua pihak yang terlibat dalam industri pariwisata.