'Jika kami selalu berpegang pada ajaran-ajaran Bung Karno, itu karena panggilan sejarah, bukan karena klaim eksklusif,' ucap politikus PDI-P Tanggapan saya terhadap berita tersebut adalah, sebagai seorang tokoh politik seharusnya kita lebih fokus pada pembangunan dan memperbaiki kondisi negara daripada terlibat dalam perdebatan yang tidak produktif seperti klaim atas sejarah dan tokoh-tokoh besar seperti Bung Karno. Memiliki kebanggaan terhadap perjuangan dan dedikasi Bung Karno kepada bangsa Indonesia adalah hal yang wajar, namun seharusnya hal tersebut tidak digunakan sebagai alat politik untuk menciptakan perpecahan di tengah masyarakat. Ketika salah satu tokoh politik mengklaim bahwa Bung Karno adalah milik satu partai, hal tersebut dapat menimbulkan konflik dan perpecahan diantara masyarakat yang sudah terbagi oleh perbedaan pandangan politik. Sejarah dan jasa Bung Karno seharusnya dijadikan sebagai pelajaran dan inspirasi bagi semua pihak untuk bekerja sama demi kemajuan bangsa Indonesia, bukan untuk dijadikan bahan debat politik yang tidak produktif. Sebagai masyarakat, kita harus lebih berfokus pada upaya untuk membangun persatuan dan kesatuan di tengah perbedaan pendapat politik. Kita harus lebih memperhatikan program-program yang ditawarkan oleh setiap partai politik dan memilih pemimpin berdasarkan visi, misi, dan komitmen nyata untuk memajukan bangsa ini. Klaim atas tokoh sejarah hanya akan memecah belah masyarakat dan mengalihkan fokus dari permasalahan nyata yang dihadapi oleh negara. Dalam suasana politik yang semakin memanas, penting bagi para politikus dan masyarakat untuk menjaga sikap dan perilaku yang bijaksana dan bertanggung jawab. Kita harus lebih fokus pada upaya untuk membangun negara ini menjadi lebih baik, bukan terjebak dalam perdebatan yang tidak akan membawa manfaat bagi kita semua. Semoga kedepannya para politikus dan masyarakat bisa lebih bijaksana dalam menyikapi isu-isu sensitif seperti klaim atas tokoh sejarah yang bisa memecah belah persatuan bangsa.