Para pemuda di Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Klungkung, Bali, ramai-ramai merusak baliho bergambar Tegar Rafi Sanjaya, pelaku penganiayaan Putu Satria. Saya merasa sangat prihatin dan kecewa dengan tindakan yang dilakukan oleh pemuda desa Gunaksa yang menghancurkan baliho Tegar saat acara pengabenan Satria. Tindakan tersebut sangat tidak etis dan tidak dapat diterima dalam masyarakat yang beradab. Seharusnya, sebagai generasi muda yang diharapkan menjadi harapan bangsa, mereka harus mampu menyelesaikan perbedaan atau konflik dengan cara yang lebih dewasa dan selaras dengan nilai-nilai kebersamaan. Tindakan pemuda desa Gunaksa tersebut juga mencoreng citra baik Bali sebagai destinasi pariwisata yang ramah dan damai. Tindakan tersebut dapat memberi dampak negatif terhadap industri pariwisata di Bali. Selain itu, tindakan ini juga menunjukkan kurangnya pemahaman akan pentingnya menjaga dan merawat keberagaman serta keharmonisan antarindividu dan kelompok dalam masyarakat. Saya berharap, pihak berwajib dapat menindaklanjuti kasus ini secara tegas dan adil. Pemuda desa Gunaksa harus bertanggung jawab atas perbuatannya dan belajar dari kesalahan yang telah dilakukan. Selain itu, penting bagi pemerintah dan berbagai pihak terkait untuk meningkatkan pendidikan dan sosialisasi tentang pentingnya toleransi, kerukunan, dan perbedaan agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang. Kita semua harus bekerja sama untuk mencegah terjadinya konflik dan kerusuhan di masyarakat, terutama yang dilakukan oleh generasi muda. Kita harus memberikan contoh positif kepada mereka dan membimbing mereka untuk menjadi agen perubahan yang baik dan bertanggung jawab. Dengan demikian, diharapkan kita dapat menciptakan masyarakat yang harmonis, damai, dan berbudaya tinggi.