Polresta Jogja menyebut penarikan mobil oleh debt collector tanpa putusan pengadilan merupakan bentuk perampasan. Saya merasa prihatin atas kejadian tersebut. Tindakan debt collector yang mengelilingi pemobil di Jogja dengan cara yang intimidatif memang tidak dapat diterima. Meskipun mereka memiliki tugas untuk menagih utang, namun harus tetap menjalankannya dengan cara yang sesuai dengan hukum dan etika yang berlaku. Langkah-langkah yang diambil oleh debt collector tersebut jelas telah melampaui kewajaran dan menciptakan ketakutan pada pemobil yang sedang berada di lokasi tersebut. Sikap mereka yang terkesan seperti preman tidak hanya merugikan pihak pemobil, tetapi juga merugikan profesi debt collector itu sendiri yang seharusnya menjalankan tugasnya dengan profesional dan bertanggung jawab. Saya berharap pihak kepolisian dapat segera mengambil tindakan tegas terhadap perilaku debt collector yang telah melanggar aturan. Selain itu, perlunya sosialisasi kepada semua pihak terkait mengenai tata cara penagihan utang yang baik dan benar agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang. Kejadian ini seharusnya juga menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk selalu menghargai satu sama lain dalam setiap situasi, termasuk dalam menyelesaikan masalah finansial seperti penagihan utang. Dengan demikian, diharapkan kepatuhan terhadap hukum dan etika dapat terjaga dengan baik di masyarakat.