Sabtu (11/5/2024) pagi, sedikitnya 180 mobil kuno berderet di Alun-alun Magelang sebagai titik start reli ke Kota Gudeg. Menurut saya, berita tentang ratusan mobil kuno di Magelang yang mencakup berbagai merek seperti VW sampai Buick Riviera cukup menarik. Acara tersebut pasti memperlihatkan keindahan dan keunikkan dari mobil-mobil klasik yang sudah jarang ditemui di jalan raya saat ini. Selain sebagai ajang nostalgia bagi para penggemar mobil kuno, acara ini juga bisa menjadi ajang edukasi bagi generasi muda yang mungkin belum pernah melihat mobil-mobil klasik seperti ini secara langsung. Selain itu, keberadaan acara seperti ini juga bisa menjadi ajang silaturahmi dan pertukaran informasi di antara para penggemar mobil klasik. Mereka bisa saling berbagi cerita dan pengalaman tentang perawatan dan restorasi mobil-mobil kuno yang mereka miliki. Hal ini tentu bisa memperkuat komunitas penggemar mobil kuno di Indonesia dan semakin memperkaya budaya otomotif di tanah air. Adanya acara ini juga dapat memberikan nilai ekonomis, terutama bagi para pemilik mobil kuno yang turut serta dalam acara tersebut. Mereka bisa menjual aksesori atau suku cadang mobil kuno kepada pengunjung acara yang tertarik. Selain itu, acara ini juga dapat mempromosikan pariwisata di Magelang, sehingga dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke daerah tersebut. Namun, dalam aspek keberlanjutan lingkungan, perlu diperhatikan juga dampak dari pemakaian mobil kuno ini terhadap lingkungan. Mobil kuno cenderung lebih boros bahan bakar dan menghasilkan emisi yang lebih tinggi dibandingkan mobil modern. Oleh karena itu, penting untuk tetap mengedepankan kesadaran akan lingkungan dalam penggunaan mobil kuno, seperti selalu melakukan perawatan yang baik agar emisi gas buangnya tetap terjaga dalam batas yang wajar. Secara keseluruhan, berita ini memberikan gambaran tentang bagaimana kekayaan budaya otomotif Indonesia yang terus hidup dan berkembang. Acara ini tidak hanya menjadi hiburan bagi para penggemar mobil klasik, tetapi juga menjadi wadah untuk menjalin komunitas, mengembangkan potensi pariwisata, dan meningkatkan kesadaran akan keberlanjutan lingkungan.