Tiga kreator konten film Guru Tugas telah ditetapkan tersangka dan ditahan Polda Jatim. Berikut sejumlah faktanya! Berita mengenai nasib 3 kreator film Guru Tugas yang dijerat oleh UU ITE sangatlah mengkhawatirkan. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan UU ITE seringkali disalahgunakan untuk membungkam kritik dan opini yang dianggap tidak sesuai oleh pihak berwenang. Tindakan penegakan hukum yang tidak proporsional terhadap kreator film tersebut dapat meredam kebebasan berekspresi dan berpendapat. Selain itu, kasus ini juga menggambarkan bahwa UU ITE perlu direvisi dan diperjelas agar tidak disalahgunakan untuk tujuan politik atau kepentingan tertentu. Penegakan hukum harus dilakukan dengan bijaksana dan mengutamakan keadilan serta kebebasan berekspresi sebagai hak asasi manusia. Selain itu, para kreator film dan para pembuat konten di media sosial perlu diberikan perlindungan dan keamanan dalam mengekspresikan pendapat dan kreativitas mereka. Mereka seharusnya mendapatkan dukungan dan ruang untuk berkarya tanpa perlu takut akan ancaman hukum yang sewenang-wenang. Pemerintah dan lembaga terkait perlu lebih berhati-hati dalam menanggapi kasus-kasus sejenis ini agar tidak menimbulkan intimidasi dan ketakutan pada masyarakat. Kritik dan pendapat yang disampaikan dengan cara yang sopan dan beretika seharusnya dihargai dan ditanggapi dengan bijaksana sebagai bentuk kemajuan demokrasi dan kebebasan berpendapat. Kita juga perlu memberikan dukungan kepada para kreator film dan pembuat konten yang terjerat UU ITE untuk dapat memperoleh bantuan hukum dan perlindungan yang diperlukan. Mereka seharusnya tidak sendirian dalam menghadapi tindakan hukum yang tidak tepat terhadap karyanya. Solidaritas dan dukungan dari masyarakat juga harus terus diberikan agar kebebasan berekspresi dapat terus terjaga dan dilindungi.