Polisi mengungkap empat pria pemerkosa perempuan bisu di Manggarai Timur, NTT, ternyata sudah beristri. Mereka sudah dijadikan tersangka. Saya merasa sangat miris dan marah ketika mendengar berita tersebut. Tindakan pemerkosaan tidak dapat dibenarkan dalam kondisi apapun, bahkan jika korban adalah seorang perempuan bisu. Mengapa hal ini bisa terjadi? Apakah istri-istri mereka mengetahui perbuatan keji yang mereka lakukan? Bagaimana mungkin mereka tetap tenang di rumah sementara suami mereka melakukan kejahatan yang begitu mengerikan di luar sana? Tindakan pemerkosaan adalah kejahatan yang sangat serius dan harus dihukum dengan tegas sesuai dengan hukum yang berlaku. Saya berharap pihak berwajib dapat menindaklanjuti kasus ini dengan serius dan memberikan hukuman yang setimpal kepada para pelaku. Tidak ada alasan apapun yang bisa dijadikan pembenaran untuk tindakan kejahatan seperti ini, termasuk alasan bahwa mereka sudah beristri. Selain itu, saya juga merasa prihatin terhadap korban pemerkosaan tersebut. Seorang perempuan bisu harus mengalami trauma yang sangat mendalam akibat kejadian tersebut. Pemerintah dan lembaga terkait juga perlu memberikan perlindungan dan dukungan yang cukup kepada korban agar dia dapat pulih dan mendapatkan keadilan. Kasus ini juga seharusnya menjadi pelajaran bagi kita semua untuk lebih waspada terhadap lingkungan sekitar. Pemerkosaan bisa terjadi pada siapa saja, tanpa memandang status sosial maupun kondisi fisik korban. Kita semua harus saling menjaga dan melindungi satu sama lain agar kejahatan semacam ini tidak terulang di kemudian hari. Diharapkan ke depannya, masyarakat lebih peduli dan peka terhadap kasus-kasus pemerkosaan yang terjadi di sekitar kita. Jangan tinggal diam jika mengetahui ada kejahatan yang terjadi, sekecil apapun itu. Kita semua punya tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang aman dan bebas dari kekerasan, demi mewujudkan masyarakat yang lebih baik dan beradab.