AW, seorang perempuan bisu berusia 24 tahun, menjadi korban pemerkosaan oleh empat pria beristri hingga hamil enam bulan. Sungguh memilukan dan sangat menyedihkan membaca berita mengenai kasus perempuan bisu yang diperkosa oleh empat pria yang memiliki istri. Tindakan keji ini tidak hanya merusak fisik korban, namun juga menghancurkan mental dan emosionalnya. Perempuan yang seharusnya dilindungi dan dihormati, malah menjadi korban kekerasan seksual yang keji seperti ini. Tidak dapat dipungkiri bahwa kasus ini merupakan cerminan dari ketidakadilan gender yang masih sangat kental di masyarakat kita. Perempuan seringkali menjadi sasaran empuk dari tindakan kekerasan seksual, dan dalam kasus ini, bahkan korban bisu pun tidak luput dari tindakan kejam tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan masih rentan menjadi korban kekerasan seksual, terlepas dari status sosial atau kondisi fisiknya. Diperlukan upaya yang lebih besar dari pihak berwenang dalam menindak tegas pelaku kekerasan seksual. Hukuman yang berat dan tidak pandang bulu harus diberikan kepada para pelaku agar dapat memberikan efek jera kepada masyarakat serta mencegah terjadinya kasus serupa di masa depan. Selain itu, perlindungan dan pembelaan terhadap korban juga harus menjadi prioritas utama, mengingat dampak traumatis yang dialami korban akibat kekerasan seksual tersebut. Tidak hanya itu, penting juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menghormati dan melindungi perempuan dari segala bentuk kekerasan, termasuk kekerasan seksual. Pendidikan mengenai kesetaraan gender dan hak-hak perempuan harus ditingkatkan agar masyarakat lebih peka terhadap isu-isu kekerasan seksual yang masih sangat meresahkan ini. Kita semua sebagai masyarakat juga memiliki tanggung jawab untuk tidak membiarkan tindakan kekerasan seksual terjadi di sekitar kita. Kita harus berani bersuara, melaporkan jika mengetahui adanya tindakan kekerasan seksual, serta memberikan dukungan kepada korban agar merasa didengar dan dilindungi. Semoga kasus seperti ini tidak terulang lagi di masa depan, dan korban dapat mendapatkan keadilan serta pemulihan yang layak.