Seorang warga negara (WN) Jerman bernama Phillip Eckhanrdt (26) diusir alias dideportasi dari Bali. Saya merasa prihatin dan kecewa dengan keputusan tersebut. Memberikan pengampunan kepada seorang narapidana asing yang terlibat dalam kasus narkoba menunjukkan bahwa hukum di Indonesia tidak konsisten dan tidak tegas terhadap pelanggaran narkoba. Keputusan tersebut juga dapat memberikan sinyal yang salah kepada masyarakat bahwa tindak kriminal, terutama terkait narkoba, dapat diampuni dengan mudah. Selain itu, pembebasan napi narkoba asal Jerman tanpa menjalani hukuman yang seharusnya dapat meningkatkan risiko penyebaran narkoba di Indonesia. Hal ini sangat merugikan bagi generasi muda yang rentan terpengaruh oleh penggunaan narkoba dan dapat mengancam stabilitas sosial di masyarakat. Keputusan tersebut juga bisa menimbulkan pertanyaan mengenai transparansi dan akuntabilitas dalam penegakan hukum di Indonesia. Apakah ada alasan khusus yang membuat napi narkoba asal Jerman tersebut mendapatkan perlakuan istimewa sehingga dibebaskan dan diusir dari Bali? Apakah ada intervensi dari pihak tertentu yang membuat kasus ini menjadi kontroversial? Sebagai masyarakat, kita berharap agar hukum di Indonesia ditegakkan secara adil dan tegas tanpa pandang bulu. Kasus-kasus narkoba harus ditangani dengan serius dan pelaku harus mendapatkan hukuman yang sesuai dengan perbuatannya tanpa terkecuali. Kita juga perlu meningkatkan kerja sama internasional untuk mengatasi permasalahan narkoba dengan menindak tegas para pengedar dan produsen narkoba lintas negara. Sebagai negara yang memiliki visi dan misi untuk memberantas narkoba, Indonesia perlu menunjukkan keseriusannya dalam menangani permasalahan ini. Pengampunan kepada narapidana asing yang terlibat dalam kasus narkoba hanya akan merusak citra negara dan membuka celah bagi masuknya lebih banyak narkoba ke Indonesia. Oleh karena itu, kita semua harus bersatu untuk melawan peredaran narkoba dan mendukung penegakan hukum yang adil demi keamanan dan kesejahteraan masyarakat.