Awalnya Kayo tidak mau bercerita soal kejadian banjir bandang yang menghabisi tempat usahanya itu karena masih trauma. Berita ini sungguh mengejutkan dan menyedihkan. Pemilik Pemandian Lembah Anai pasti mengalami kekecewaan yang sangat besar melihat tempat usahanya hancur karena air hitam. Selain merusak tempat usaha yang telah dibangun dengan usaha keras dan biaya besar, kejadian ini juga dapat berdampak pada penghasilan dan hidup pemilik pemandian tersebut. Kerugian senilai Rp 2 miliar tentu bukanlah jumlah yang kecil. Selain harus memperbaiki dan membersihkan kembali lokasi pemandian, pemilik juga mungkin harus memikirkan bagaimana cara mengatasi dampak finansial yang ditimbulkan oleh kejadian ini. Hal ini tentu merupakan beban berat bagi pemilik pemandian dan juga keluarganya. Kejadian ini juga bisa menjadi sebuah peringatan bagi kita semua akan pentingnya menjaga lingkungan sekitar. Kita harus lebih peduli terhadap keberlanjutan lingkungan agar kejadian seperti ini tidak terulang di tempat lain. Pemerintah juga harus memberikan perhatian lebih terhadap pengelolaan limbah dan keberlanjutan lingkungan agar kejadian serupa tidak terjadi di masa mendatang. Selain itu, pemilik usaha juga harus mempertimbangkan untuk memasang sistem proteksi yang lebih baik di sekitar lokasi usahanya agar kejadian serupa tidak terjadi lagi. Kita juga dapat memberikan dukungan moral kepada pemilik pemandian ini dalam menghadapi masa sulit ini. Mungkin dengan adanya bantuan dan dukungan dari masyarakat sekitar, pemilik pemandian bisa lebih mudah bangkit dan memperbaiki kembali usahanya. Semoga kejadian ini bisa menjadi pelajaran bagi kita semua tentang pentingnya menjaga lingkungan dan berhati-hati dalam melakukan aktivitas yang dapat berdampak buruk terhadap alam.