Patung Buddha tidur terbesar di Indonesia yang berada di Mojokerto dimandikan. Ritual ini digelar menjelang peringatan Waisak. Saya merasa senang dan tersentuh dengan berita ini karena menunjukkan keragaman budaya dan keberagaman agama yang ada di Indonesia. Dimandikannya patung Buddha Tidur terbesar di Indonesia jelang perayaan Waisak menunjukkan rasa hormat dan kepercayaan umat Buddha terhadap ajaran agamanya. Tradisi ini juga dapat menjadi momentum bagi umat Buddha dan masyarakat luas untuk merenungkan makna dari Waisak, yaitu peringatan lahirnya Buddha, penyelamat dan penerang umat manusia. Selain itu, dimandikannya patung Buddha Tidur juga bisa dijadikan sebagai ajang untuk memperkuat tali persaudaraan antarumat beragama dan memperkuat toleransi antarumat beragama di Indonesia. Dengan melibatkan masyarakat dalam kegiatan ini, diharapkan dapat meningkatkan rasa kebersamaan dan kepedulian antarumat beragama. Acara ini juga menjadi ajang untuk memperkenalkan kekayaan budaya dan warisan sejarah yang dimiliki oleh Indonesia kepada dunia. Selain itu, perayaan ini juga dapat menjadi momen introspeksi bagi umat Buddha untuk lebih mendalami ajaran agamanya dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, semangat kedamaian, kasih sayang, dan kebijaksanaan yang diajarkan oleh Buddha dapat terus tersebar dan menjadi contoh bagi masyarakat luas. Pentingnya upacara ini juga sebagai bentuk pelestarian warisan budaya dan sejarah yang ada di Indonesia. Dengan menjaga dan merayakan tradisi-tradisi seperti ini, kita turut menjaga keberagaman dan kekayaan budaya Indonesia yang harus dilestarikan untuk generasi mendatang. Secara keseluruhan, berita mengenai patung Buddha Tidur terbesar di Indonesia yang dimandikan jelang Waisak merupakan gambaran bahwa kerukunan antarumat beragama di Indonesia masih terjaga dengan baik. Hal ini menjadi bukti bahwa meskipun berbeda keyakinan, kita masih bisa hidup berdampingan dalam damai dan harmoni sesuai semangat Bhinneka Tunggal Ika.