Perempuan asal Jambi, berinisial SS (26), ditangkap polisi lantaran diduga memeras priia asal Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB). Saya merasa sangat prihatin dan kecewa dengan tindakan yang dilakukan oleh wanita asal Jambi yang telah melakukan pemerasan terhadap pria dari Lombok dengan ancaman menyebarkan video seks saat mereka masih menjalin hubungan pacaran. Tindakan tersebut tidak hanya mencoreng nama baik individu tersebut, namun juga mencoreng martabat perempuan secara umum. Pemerasan dalam bentuk apapun merupakan tindakan yang tidak dapat dibenarkan dan merupakan pelanggaran hukum. Tidak ada alasan yang bisa membenarkan tindakan tersebut, baik itu daripada pihak laki-laki maupun perempuan. Sepantasnya kita memilih untuk menyelesaikan konflik atau masalah dengan cara yang lebih bijak dan tidak merugikan pihak lain, serta tidak menggunakan tindakan yang tidak etis dan merugikan orang lain. Dalam hubungan pacaran, seharusnya terjalin kepercayaan dan saling mendukung antara kedua belah pihak. Tidak boleh ada satu pihak pun yang merasa memiliki kekuasaan untuk memanfaatkan posisinya demi kepentingan pribadi, apalagi hingga pada titik pemerasan seperti yang dilakukan oleh wanita tersebut. Kepercayaan dan saling menghormati dalam hubungan merupakan kunci utama dalam menjaga hubungan yang sehat dan harmonis. Saya berharap agar kasus ini dapat menjadi pelajaran bagi banyak orang, bahwa tindakan pemerasan tidak akan menyelesaikan masalah dengan baik. Kita sebagai individu harus selalu menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan etika dalam bergaul dengan sesama. Dan sebagai masyarakat, kita perlu memberikan dukungan kepada korban pemerasan untuk berani melaporkan kasus tersebut kepada pihak berwajib agar pelaku dapat bertanggung jawab atas perbuatannya.