Namun, Matsuri tak merinci siapa oknum yang dimaksud. Ia hanya membeberkan bahwa oknum itu memiliki kantor yang tak jauh dari lokasi minimarket. Berita mengenai pengakuan seorang jukir minimarket di Tebet yang menyerahkan sebagian pendapatannya kepada oknum yang menguasai wilayah sini tentu merupakan hal yang sangat mengkhawatirkan. Hal ini menunjukkan adanya praktik korupsi dan pemerasan yang merugikan tidak hanya pihak minimarket tersebut, tetapi juga masyarakat luas yang menjadi konsumennya. Praktik seperti ini jelas melanggar hukum dan etika bisnis yang seharusnya dijunjung tinggi oleh setiap pelaku usaha. Penyerahan sebagian pendapatan kepada oknum yang tidak berhak mengendalikan wilayah merupakan tindakan yang tidak dapat dibiarkan dan harus segera ditindaklanjuti oleh pihak berwajib. Pengakuan jujir minimarket ini juga seharusnya menjadi pembelajaran bagi pihak terkait, baik dari pihak minimarket itu sendiri maupun dari pihak keamanan yang bertugas mengawasi wilayah tersebut. Perlu adanya tindakan preventif dan pencegahan agar praktik pemerasan semacam ini tidak terus berlangsung dan merugikan banyak pihak. Selain itu, perlu adanya investigasi lebih lanjut untuk mengungkap siapa saja oknum-oknum yang terlibat dalam praktik korupsi ini. Tindakan tegas harus diambil terhadap mereka agar menjadi efek jera bagi orang lain yang berniat melakukan hal serupa di tempat lain. Penting juga bagi pemerintah dan lembaga terkait untuk memberikan perlindungan dan dukungan kepada para korban pemerasan seperti minimarket ini. Mereka harus merasa aman untuk melaporkan tindakan yang merugikan mereka tanpa takut akan adanya ancaman atau balasan dari pihak-pihak yang berwenang. Terakhir, penting untuk terus meningkatkan kesadaran akan pentingnya pemberantasan korupsi dan pemerasan di lingkungan bisnis maupun masyarakat secara luas. Edukasi dan sosialisasi mengenai hukum dan etika bisnis perlu terus ditingkatkan agar praktik-praktik yang merugikan seperti ini dapat diminimalisir atau bahkan dihilangkan dari kehidupan sehari-hari.