Siswi SMA diduga otaki perampokan rumah di Bogor. Saat beraksi, ia mengajak kakak kelas dan adik kelas. Rumah yang dirampok ditinggali tante pelaku. Saya merasa prihatin dan sedih ketika membaca berita mengenai siswi SMA yang diduga terlibat dalam aksi perampokan di Bogor. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan kriminal tidak mengenal usia dan dapat dilakukan oleh siapa saja, termasuk pelajar. Siswa seharusnya fokus pada pendidikan dan pengembangan diri, bukan terlibat dalam tindakan kriminal yang merugikan orang lain. Tindakan perampokan merupakan tindakan yang tidak dapat diterima dalam masyarakat. Hal ini tidak hanya merugikan korban secara materi, namun juga dapat meninggalkan trauma dan ketakutan yang mendalam. Apalagi jika pelaku merupakan seorang pelajar yang seharusnya menjadi teladan bagi generasi muda lainnya. Saya juga merasa miris ketika mengetahui bahwa uang curian dari aksi perampokan tersebut digunakan untuk membeli ponsel. Hal ini menunjukkan bahwa pelaku tidak memiliki kesadaran moral dan tidak memikirkan akibat dari perbuatannya. Penting untuk memberikan pemahaman kepada generasi muda akan pentingnya etika dan moralitas dalam berperilaku, serta dampak negatif dari tindakan kriminal. Kasus ini juga harus menjadi peringatan bagi para orangtua dan guru untuk lebih memperhatikan pergaulan dan aktivitas anak-anak mereka. Dukungan dan pengawasan yang baik dari lingkungan sekitar dapat membantu mencegah anak-anak terlibat dalam hal yang negatif atau perilaku menyimpang. Saya berharap bahwa kasus ini dapat menjadi pembelajaran bagi seluruh pihak, terutama generasi muda, tentang pentingnya menjaga integritas, moralitas, dan etika dalam berperilaku. Semoga pelaku bisa mendapatkan pembinaan yang tepat agar dapat memperbaiki perilakunya dan tidak mengulangi tindakan kriminal di masa depan.