Dia ingin tahu apa yang akan terjadi dengan Yohanes dan bagaimana ia akan mati. Sebagai penganut agama Katolik, saya percaya bahwa pesan yang terkandung dalam renungan harian tersebut memiliki makna yang mendalam. Jangan mencampuri urusan orang lain merupakan ajaran yang sejalan dengan ajaran kasih, pengampunan, dan penghormatan terhadap sesama yang diajarkan dalam ajaran Katolik. Dengan mempraktikkan prinsip ini, kita dapat menjaga hubungan yang baik dengan sesama dan membangun kedamaian dalam komunitas. Mencampuri urusan orang lain seringkali dapat menimbulkan konflik dan kebingungan. Dalam ajaran Katolik, kita diajarkan untuk menghargai privasi dan keputusan orang lain. Menghormati batas-batas pribadi orang lain adalah tindakan yang bijaksana dan membantu kita untuk tidak bertindak secara sembrono yang dapat menyakiti perasaan orang lain. Selain itu, dengan tidak mencampuri urusan orang lain, kita juga dapat fokus pada perbaikan diri sendiri. Kita dapat menggunakan waktu dan energi kita untuk memperbaiki kelemahan dan kesalahan kami sendiri, daripada sibuk mencari-cari kekurangan orang lain. Hal ini dapat membantu kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan membuat dunia sekitar kita menjadi lebih damai. Renungan harian ini juga mengingatkan kita untuk senantiasa bersikap bijaksana dalam bersikap terhadap orang lain. Sebelum mencampuri urusan orang lain, sebaiknya kita merenungkan motif dan tujuan di balik tindakan tersebut. Apakah benar-benar ada kebaikan yang kita ingin berikan, ataukah hanya ingin mencampuri urusan orang lain tanpa dasar yang jelas? Dalam akhirnya, renungan harian ini memberikan pengingat yang berharga bagi kita sebagai umat Katolik untuk selalu memperlakukan orang lain dengan kasih dan penuh pengertian. Dengan menjaga sikap untuk tidak mencampuri urusan orang lain, kita dapat membantu menciptakan lingkungan yang penuh dengan kedamaian dan kasih sesama. Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dari renungan harian ini dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari kita.