Pria yang diduga menceburkan diri dari Jembatan Basirih pada Kamis, 16 Mei kemarin berhasil ditemukan oleh Timur SAR Gabungan Banjarmasin. Sangat menyayangkan adanya kejadian yang menimpa korban yang diduga menceburkan diri dari Jembatan Basirih di Banjarmasin ini. Tentu saja, kehilangan nyawa seseorang dalam kondisi seperti ini merupakan hal yang sangat tragis. Kita tidak pernah tahu apa sebenarnya yang melatarbelakangi korban mengambil keputusan untuk melakukan tindakan tersebut, namun yang pasti ini adalah tindakan yang tidak dapat dipandang sebelah mata. Selain menyayangkan kejadian ini, kita juga harus mulai terbuka dan peka terhadap isu-isu kesehatan mental di masyarakat. Banyaknya kasus bunuh diri yang terjadi mungkin menunjukkan bahwa ada kesenjangan dalam pemahaman dan penanganan terhadap masalah kesehatan mental di Indonesia. Diperlukan sosialisasi dan pembangunan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan mental serta peningkatan akses terhadap layanan kesehatan mental yang memadai. Tidak hanya itu, hal ini juga seharusnya menjadi pemicu bagi pemerintah dan masyarakat untuk lebih peduli terhadap kondisi psikologis sesama. Pemberian dukungan sosial, penyediaan layanan kesehatan mental yang memadai, serta peningkatan kesadaran akan pentingnya merawat kesehatan mental seharusnya menjadi prioritas bersama. Kita perlu memastikan bahwa setiap individu merasa didengar, dihargai, dan mendapat bantuan yang mereka butuhkan dalam menghadapi masalah kesehatan mental. Hal ini juga menjadi panggilan bagi kita semua untuk lebih aktif dalam membantu orang-orang di sekitar kita yang mungkin sedang mengalami masalah psikologis. Dengan memberikan perhatian, mendengarkan, dan memberikan dukungan, kita dapat membantu mencegah terjadinya kasus-kasus bunuh diri seperti yang terjadi pada korban di Jembatan Basirih ini. Semoga kejadian ini juga menjadi momentum untuk kita semua lebih peka dan responsif terhadap kondisi kesehatan mental sesama.