Tak ingin Khofifah-Emil lawan kotak kosong di Pilkada Jatim 2024, PKB pede bikin poros baru, bareng PDIP dan Nasdem? Tanggapan saya terhadap berita tersebut adalah bahwa strategi yang diusulkan oleh PKB untuk membentuk poros baru dengan PDIP sebagai alternatif dari pertarungan antara Khofifah-Emil melawan kotak kosong di Pilkada Jatim adalah langkah yang cukup ambisius. Memang, dengan adanya potensi kotak kosong dapat menjadi ancaman serius bagi kedua kubu yang saat ini sedang berkompetisi. Namun, membangun poros baru dengan PDIP juga tidaklah mudah, mengingat kedua partai tersebut memiliki perbedaan ideologi dan kebijakan yang cukup signifikan. PKB harus mampu meyakinkan PDIP untuk bekerja sama dalam menghadapi tantangan kotak kosong yang dapat mengancam kemenangan keduanya. Selain itu, perlu dipertimbangkan juga apakah langkah tersebut akan diterima dengan baik oleh masyarakat Jawa Timur, mengingat kerjasama lintas partai seringkali mendapat sorotan dan kritik dari berbagai pihak. Namun, jika PKB dan PDIP mampu menyatukan kekuatan dan strategi politik mereka dengan baik, kemungkinan mereka dapat sukses dalam mengalahkan Khofifah-Emil dan menghadapi potensi kotak kosong. Hal ini tentu akan menjadi kabar baik bagi pendukung kedua partai tersebut, sekaligus menjadi pelajaran berharga bagi partai politik lainnya dalam menyikapi dinamika politik lokal. Dalam situasi politik yang terus berubah dan kompetisi yang semakin ketat, strategi kolaborasi antarpartai politik dengan memiliki agenda bersama menjadi suatu hal yang wajar. Namun, perlu diingat bahwa keberhasilan dalam menghadapi tantangan politik seperti kotak kosong juga akan sangat bergantung pada solidaritas dan dukungan dari masyarakat Jawa Timur itu sendiri. Jadi, strategi poros baru antara PKB dan PDIP tersebut perlu dipersiapkan dengan matang agar dapat memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat dan pembangunan di Jawa Timur.