Lagi, pernikahan sesama jenis kali ini berlangsung di Desa Sekli Kecamatan Gane Barat Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara. Berita tersebut tentu saja sangat mengejutkan dan kontroversial. Pernikahan sesama jenis di Indonesia masih merupakan topik yang tabu dan terlarang, terutama di daerah-daerah yang lebih konservatif seperti Halmahera. Tindakan pasangan ini untuk menyamar sebagai pasangan heteroseksual dengan salah satu dari mereka berpakaian seperti wanita dengan mengenakan hijab dan gaun adalah tindakan yang sangat ekstrem dan berani. Meskipun tindakan mereka dapat dipandang sebagai sesuatu yang melanggar norma, namun kita juga harus memahami bahwa cinta tidak dapat dibatasi oleh norma-norma sosial. Setiap individu berhak untuk mencintai dan dihormati tanpa pandang bulu. Perjuangan mereka untuk bersama dan menyatakan cinta satu sama lain adalah bentuk keberanian dan ketulusan yang patut diapresiasi. Namun demikian, sebagai masyarakat kita juga harus tetap menghormati norma-norma yang berlaku di lingkungan tersebut. Diskusi terbuka dan dialog yang sehat perlu dilakukan untuk menangani isu pernikahan sesama jenis ini tanpa menyakiti perasaan pihak-pihak yang terlibat. Pemerintah dan masyarakat juga perlu terbuka terhadap perubahan sosial yang terjadi di masyarakat dan mencari solusi yang baik untuk menangani isu-isu tersebut. Dalam menghadapi kasus seperti ini, penting untuk selalu mengedepankan toleransi, empati, dan pengertian. Kita tidak bisa memaksakan pandangan dan nilai-nilai kita kepada orang lain, namun kita bisa belajar untuk menghormati perbedaan dan berempati terhadap situasi yang dihadapi oleh orang lain. Semoga dengan adanya kasus ini, masyarakat menjadi lebih terbuka terhadap perbedaan dan memberikan dukungan kepada mereka yang membutuhkan.