Rifaldy Aditya Wardhana alias Andika alias Ucil, pembunuh Vina Cirebon secara terang-terangan mengaku mabuk parah saat mengikuti sidang. Berita mengenai Ucil, pembunuh Vina di Cirebon yang mabuk saat jalani persidangan tentu sangat menyedihkan dan mengkhawatirkan. Kejadian ini menunjukkan ketidakprofesionalan Ucil sebagai terdakwa yang seharusnya bersikap tenang dan menghormati proses hukum yang sedang berlangsung. Sikapnya yang tengil dan mabuk saat persidangan menunjukkan tidak adanya keseriusan dan penyesalan atas perbuatannya yang telah merenggut nyawa seseorang. Kejadian ini juga menimbulkan pertanyaan tentang kemandirian aparat penegak hukum dalam mengawasi terdakwa yang sedang dalam proses persidangan. Seharusnya pihak berwenang dapat memastikan bahwa terdakwa berada dalam kondisi yang layak dan sadar selama proses persidangan berlangsung. Kehadiran Ucil yang mabuk itu bisa membahayakan dirinya sendiri maupun orang lain di sekitarnya, dan hal ini seharusnya tidak terjadi dalam ruang sidang yang seharusnya menjadi tempat untuk menegakkan keadilan. Dengan adanya kejadian ini, perlu dilakukan evaluasi terhadap prosedur pengawasan terhadap terdakwa selama persidangan. Hal ini penting dilakukan agar ke depannya tidak lagi terjadi kejadian serupa yang dapat merugikan proses hukum dan menimbulkan ketidakpercayaan terhadap institusi peradilan. Selain itu, hal ini juga seharusnya menjadi pembelajaran bagi kita semua tentang pentingnya menjaga etika dan sikap yang pantas dalam menghadapi proses hukum, terlebih saat berhadapan dengan kasus seberat pembunuhan.