Nasib sejoli mahasiswa UINSA Surabaya viral diduga ciuman di gedung kampus, Wakil Rektor membenarkan kini ditindak. Saya menganggap bahwa berita mengenai nasib sejoli mahasiswa UINSA Surabaya yang diduga ciuman di gedung kampus adalah suatu cerita yang seharusnya tidak menjadi perbincangan publik. Privasi individu, terutama dalam hal hubungan pribadi, seharusnya dijaga dan dihormati. Meskipun mahasiswa tersebut berada di lingkungan kampus, tetap saja mereka memiliki hak untuk menjalani kehidupan pribadi tanpa harus menjadi sorotan media. Namun demikian, sebagai seorang mahasiswa yang berada dalam lingkungan perguruan tinggi, seharusnya kita juga ingat akan etika dan norma yang berlaku. Meskipun ciuman bisa dianggap sebagai sesuatu yang wajar dalam hubungan asmara, tetapi tempat dan waktu juga perlu diperhatikan. Apalagi jika dilakukan di area kampus yang seharusnya merupakan tempat untuk belajar dan menghormati lingkungan. Wakil Rektor yang membenarkan kejadian tersebut juga seharusnya memberikan sikap yang bijaksana dalam menanggapi situasi tersebut. Sebagai seorang pimpinan akademik, seharusnya beliau memberikan penilaian yang obyektif dan mempromosikan nilai-nilai etika yang seharusnya dimiliki oleh mahasiswa sebagai agen perubahan di masyarakat. Saya juga berharap bahwa media dapat lebih berhati-hati dalam menyajikan berita-berita yang bersifat privasi. Meskipun berita tersebut mendapatkan perhatian besar dari masyarakat, namun kita sebagai pembaca juga harus bijak dalam menyikapinya dan tidak terlalu merespon berlebihan terhadap hal-hal yang seharusnya menjadi urusan pribadi. Intinya, setiap individu berhak untuk menjalani kehidupan pribadi tanpa harus dijadikan bahan perbincangan publik. Apapun yang terjadi dalam kehidupan pribadi seseorang seharusnya tetap dihormati dan dijaga privasinya. Sebagai mahasiswa, kita juga memiliki tanggung jawab untuk menjaga nama baik almamater dan tetap mengedepankan etika serta norma yang berlaku dalam lingkungan kampus.