Pakar Hukum Tata Negara Yusril Ihza Mahendra memutuskan mundur sebagai Ketua Umum Partai Bulan Bintang. Tanggapan saya terhadap berita tersebut adalah bahwa Yusril Izha Mahendra memutuskan untuk mengundurkan diri dari Partai Bulan Bintang (PBB) yang telah menjadi partainya selama 20 tahun. Keputusan ini tentu saja mengejutkan banyak pihak mengingat Yusril merupakan salah satu tokoh penting di PBB dan juga sempat menjabat sebagai Menteri Kehakiman di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pengunduran diri Yusril dari PBB di tengah situasi politik yang tidak stabil di Indonesia menimbulkan spekulasi bahwa langkah ini mungkin terkait dengan ambisi politik yang lebih besar, seperti menjadi Jaksa Agung. Meskipun demikian, Yusril dengan tegas membantah rumor tersebut dan menyatakan bahwa ia tidak berencana untuk menjadi Jaksa Agung. Yusril sendiri menyatakan bahwa keputusannya untuk keluar dari PBB lebih karena ia merasa bahwa partai tersebut tidak lagi sejalan dengan visi dan misinya dalam memperjuangkan kesejahteraan rakyat. Hal ini menunjukkan bahwa Yusril masih memegang prinsip dan integritas politiknya meskipun meninggalkan partai yang telah menjadi tempatnya selama dua dekade. Meskipun Yusril menepis isu menjadi Jaksa Agung, namun tidak bisa dipungkiri bahwa karir dan reputasinya sebagai seorang ahli hukum dan politisi terus menarik perhatian banyak orang. Hal ini membuat publik tetap mengikuti perkembangan langkah-langkah politik yang akan diambil oleh Yusril selanjutnya setelah keluar dari PBB. Secara keseluruhan, keputusan Yusril untuk mundur dari PBB menunjukkan bahwa politik Indonesia masih dipenuhi dengan dinamika dan perubahan yang tidak terduga. Meskipun spekulasi tentang ambisi politiknya muncul, namun kita harus memberikan apresiasi pada Yusril karena keputusannya tersebut menunjukkan bahwa ia masih konsisten dengan nilai-nilai dan prinsip yang diyakininya.