Luhut Binsar Panjaitan menolak saat dirinya diminta menjadi menteri kembali di pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Tanggapan saya terhadap berita tersebut adalah positif karena menurut saya, keputusan Luhut Binsar Pandjaitan untuk tidak menerima jabatan sebagai Menteri lagi dan hanya mau menjadi penasihat presiden adalah langkah yang bijaksana. Sebagai seorang yang sudah berpengalaman dan memiliki kapasitas yang besar, menjadi penasihat presiden dapat memberikan kontribusi yang lebih luas dan mendalam dalam membantu pemerintah mengambil keputusan yang tepat. Keputusan Luhut tersebut juga menunjukkan sikap rendah hati dan fokusnya pada pelayanan publik yang sejati. Dengan tidak terlalu ambil peran dalam pemerintahan, Luhut dapat lebih fokus dalam memberikan saran dan pemikirannya yang kritis serta solutif kepada presiden untuk memajukan bangsa dan negara. Selain itu, dengan menjadi penasihat presiden, Luhut tetap dapat berkontribusi secara efektif tanpa harus terjebak dalam rutinitas kementerian yang kadang dapat membatasi pergerakannya. Sebagai seorang penasihat, Luhut memiliki kebebasan untuk memberikan pandangan dan saran tanpa adanya beban jabatan resmi yang harus diemban. Dengan pengalaman dan keahliannya yang mumpuni, Luhut Binsar Pandjaitan dapat menjadi aset berharga bagi pemerintah dalam menghadapi berbagai tantangan dan kompleksitas dalam menjalankan roda pemerintahan. Saya yakin bahwa keputusan Luhut ini merupakan langkah yang strategis dan akan membawa dampak positif bagi kemajuan Indonesia ke depan. Semoga Luhut dapat terus memberikan kontribusi terbaiknya dalam upaya mencapai kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.