Mahasiswa Untag Surabaya ini menyulap daun jati menjadi piring. Tidak seperti piring styrofoam, piring ini ramah lingkungan, limbahnya pun bisa menjadi pupuk. Saya sangat terkesan dengan inovasi yang dilakukan oleh mahasiswa Surabaya yang berhasil menciptakan piring ramah lingkungan dari daun jati. Hal ini menunjukkan upaya nyata dalam mengurangi penggunaan bahan plastik yang sangat berbahaya bagi lingkungan. Dengan menciptakan piring dari bahan alami, mereka tidak hanya memberikan solusi yang ramah lingkungan, tetapi juga mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh sampah plastik. Selain itu, penggunaan daun jati sebagai bahan baku juga memberikan manfaat lain yaitu limbah yang dihasilkan dari pembuatan piring tersebut dapat dijadikan pupuk. Hal ini membuktikan bahwa inovasi tersebut tidak hanya bertujuan untuk mengurangi sampah plastik, tetapi juga memberikan nilai tambah dalam pengelolaan limbah organik. Dengan memanfaatkan limbah untuk dijadikan pupuk, maka akan membantu dalam pengurangan limbah dan juga mendukung pembuatan pupuk organik yang ramah lingkungan. Inovasi ini juga dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat luas untuk ikut berkontribusi dalam upaya pelestarian lingkungan. Dengan menciptakan produk ramah lingkungan seperti piring dari daun jati, kita dapat secara bersama-sama berpartisipasi dalam praktik keberlanjutan dan pengurangan sampah plastik. Dengan demikian, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan lestari untuk generasi mendatang. Harapan saya adalah agar inovasi ini dapat terus dikembangkan dan disebarluaskan agar lebih banyak orang yang dapat menikmati manfaatnya. Selain itu, perlu adanya dukungan dari pemerintah dan masyarakat secara luas dalam mendukung upaya-upaya untuk mengurangi penggunaan plastik serta mengelola limbah dengan lebih baik. Semoga inovasi ini dapat menjadi langkah awal dalam perubahan perilaku konsumsi menuju ke arah yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.