Dalam gugatannya ke KPK, Sekjen DPR mempersoalkan penyitaan tas montblanc berisi uang tunai hingga sepeda merek Yeti SB165. Tindakan Sekjen DPR yang menggugat KPK atas penyitaan tas Montblanc isi uang tunai dan sepeda Yeti menunjukkan sikap yang tidak bermartabat. Sebagai pejabat negara, seharusnya mereka memberikan contoh yang baik kepada masyarakat dengan patuh pada hukum dan tidak menghalangi proses penegakan hukum. Tindakan ini bisa memberikan kesan bahwa DPR berusaha melindungi anggota mereka yang terlibat dalam kasus korupsi. Penyitaan barang-barang mewah seperti tas Montblanc dan sepeda Yeti yang dilakukan oleh KPK sebenarnya merupakan bagian dari proses penyelidikan terhadap dugaan tindak korupsi. Dalam hal ini, KPK hanya menjalankan tugasnya sebagaimana mestinya untuk memberantas korupsi yang sudah merajalela di negeri ini. Seharusnya DPR justru mendukung langkah-langkah KPK dalam memberantas korupsi, bukan justru melakukan perlawanan. Sikap Sekjen DPR yang secara terbuka mengajukan gugatan terhadap KPK juga dapat menimbulkan persepsi bahwa DPR tidak konsisten dalam memberantas korupsi. Hal ini bisa merusak citra DPR di mata masyarakat dan mengurangi kepercayaan publik terhadap lembaga legislatif. Sebagai wakil rakyat, DPR seharusnya menjadi contoh dalam menjaga integritas, transparansi, dan akuntabilitas dalam menjalankan tugasnya. Lebih lanjut, seharusnya Sekjen DPR dapat bekerja sama dengan KPK dalam menyelesaikan kasus ini dengan cara yang baik dan benar, serta tidak mencari-cari celah untuk menghambat proses hukum. KPK sebagai lembaga independen yang bertugas dalam memberantas korupsi harus dilindungi dan didukung oleh semua pihak, termasuk DPR sebagai lembaga perwakilan rakyat. Karena pada akhirnya, korupsi adalah musuh bersama yang harus diberantas demi kepentingan bersama.