Organisasi Islam Nahdlatul Ulama (NU) menegaskan bahwa jelang Pilkada Samarinda 2024 pihaknya tidak berpolitik praktis. Saya berpendapat bahwa pernyataan yang disampaikan oleh KH Ali Mahmudi mengenai NU tidak berpolitik praktis namun memiliki kader berkualitas yang dapat maju dalam Pilkada Samarinda sangatlah penting. Hal ini menunjukkan bahwa NU memiliki komitmen untuk tidak terlibat dalam politik praktis yang cenderung bersifat transaksional dan tidak berdasarkan nilai-nilai keagamaan yang dianut oleh NU. Dengan memiliki kader berkualitas yang dapat maju dalam Pilkada Samarinda, NU dapat memberikan kontribusi yang positif dalam mengelola pemerintahan daerah dengan berlandaskan pada nilai-nilai keagamaan dan keadilan. Kader NU diharapkan dapat menjadi pemimpin yang jujur, adil, dan bertanggung jawab dalam menjalankan pemerintahan dan melayani masyarakat dengan baik. Pernyataan ini juga menegaskan bahwa NU sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia tetap berpegang pada prinsip-prinsip keislaman dalam berpolitik, yaitu amar ma'ruf nahi munkar (menganjurkan yang baik dan mencegah yang buruk) serta menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan, kejujuran, dan kebenaran. Dengan demikian, NU dapat menjadi contoh bagi organisasi-organisasi lain dalam berpolitik yang bersih, transparan, dan berbasis pada nilai-nilai agama. Hal ini penting untuk memperbaiki citra politik di Indonesia yang seringkali dipenuhi dengan praktek korupsi, nepotisme, dan kolusi.