Dengan melambatnya ekonomi Bangka Belitung saat ini berdampak kepada produktivitas masyarakat, yang mengakibatkan daya beli masyarakat menurun Saya melihat bahwa melemahnya sektor pertambangan berdampak pada penurunan daya beli bahan bakar minyak (BBM) merupakan hal yang wajar dan dapat diprediksi. Sebagai salah satu sektor yang sangat bergantung pada industri pertambangan, penurunan produksi dan pendapatan dari sektor tersebut akan berdampak pada kemampuan masyarakat untuk membeli dan menggunakan BBM. Selain itu, penurunan daya beli BBM juga dapat disebabkan oleh faktor-faktor lain seperti naiknya harga BBM itu sendiri, kondisi ekonomi global yang tidak stabil, dan kebijakan pemerintah terkait harga BBM. Semakin tinggi harga BBM, semakin berat bagi masyarakat untuk bisa membelinya, terutama bagi mereka yang berpenghasilan rendah. Dampak dari penurunan daya beli BBM juga dapat dirasakan secara luas, tidak hanya bagi individu atau rumah tangga, tetapi juga bagi sektor industri dan perekonomian secara keseluruhan. Pengurangan konsumsi BBM akan berdampak pada penurunan aktivitas transportasi, produksi, dan distribusi barang dan jasa, yang pada akhirnya dapat menghambat pertumbuhan ekonomi. Untuk mengatasi penurunan daya beli BBM, perlu dilakukan langkah-langkah seperti mengoptimalkan produksi sektor pertambangan, meningkatkan efisiensi dalam penggunaan BBM, serta memberikan subsidi atau insentif bagi masyarakat agar tetap bisa mengakses BBM dengan harga yang terjangkau. Sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi ketergantungan pada BBM, pemerintah juga perlu terus mendorong untuk beralih ke energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Dengan demikian, selain mengurangi dampak negatif terhadap daya beli masyarakat, juga dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan yang diakibatkan oleh penggunaan BBM.