Diketahui, Betrand Peto sedang berada di NTT menghadiri momen terakhir sang nenek yang berpulang pada Minggu (19/05/2024). Menanggapi berita mengenai Betrand Peto yang dihujat karena tidak menjenguk Ruben Onsu saat sedang dalam masa berduka, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, sebagai manusia, setiap orang memiliki cara berduka yang berbeda-beda. Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap orang memiliki kepekaan emosional yang berbeda dalam menghadapi kematian orang yang dicintai. Ada yang mungkin lebih memilih untuk menjaga jarak dan berduka dengan cara sendiri, sementara ada juga yang lebih terbuka dan aktif dalam memberikan dukungan kepada orang yang sedang berduka. Kedua, kita tidak bisa menghakimi seseorang hanya dari apa yang terlihat di media sosial. Seringkali, orang hanya melihat satu sisi dari sebuah cerita tanpa mempertimbangkan faktor-faktor lain yang mungkin mempengaruhi perilaku seseorang. Dalam hal ini, mungkin Betrand Peto memiliki alasan pribadi yang tidak diketahui publik mengapa dia tidak bisa langsung menjenguk Ruben Onsu saat sedang berduka. Namun demikian, sebagai seorang figur publik, Betrand Peto juga seharusnya memiliki kesadaran akan dampak dari tindakannya tersebut. Menghormati dan memberikan dukungan kepada teman atau kolega di saat-saat sulit merupakan hal yang sangat penting dalam menjaga hubungan personal dan profesional. Mungkin Betrand Peto dapat memperbaiki komunikasi dan klarifikasi mengenai keputusan yang diambilnya agar tidak menimbulkan persepsi negatif di mata masyarakat. Selain itu, sebaiknya kita juga belajar untuk lebih bijaksana dalam memberikan komentar dan kritik terhadap orang lain, terutama di media sosial. Kritik yang disampaikan dengan penuh empati dan kebaikan hati akan lebih bermanfaat daripada kritik yang hanya bersifat menebar kebencian tanpa mengedepankan empati. Semoga kedepannya, peristiwa seperti ini dapat mengajarkan kita untuk lebih menghargai dan memahami perasaan orang lain dalam menghadapi situasi sulit seperti ini.