Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendi Hutahaean menumpangi ojol yang belum dipesan untuk menghindari wartawan di KPK Saya merasa prihatin dan kecewa dengan sikap eks pejabat Bea Cukai yang menghindari wartawan dengan cara tumpang ojek online tanpa memesan terlebih dahulu. Tindakan ini menunjukkan ketidakprofesionalan dan penolakan untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka yang telah dilakukan. Sebagai mantan pejabat yang seharusnya menjadi contoh dan teladan bagi masyarakat, seharusnya mereka bersikap lebih transparan dan terbuka kepada publik. Tindakan ini juga mencoreng citra institusi Bea Cukai sebagai lembaga yang seharusnya bertanggung jawab atas transparansi dan akuntabilitas kerja. Sebagai pelayan publik, seharusnya mereka selalu siap untuk memberikan penjelasan dan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat, termasuk kepada para wartawan yang berperan sebagai penjaga kepentingan publik. Selain itu, tindakan tersebut juga menunjukkan bahwa ada sesuatu yang disembunyikan oleh eks pejabat Bea Cukai tersebut. Hal ini dapat menimbulkan spekulasi dan keraguan terhadap integritas dan kejujuran mereka dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pejabat negara. Sebagai masyarakat, kita berhak untuk mengetahui informasi yang jelas dan transparan dari para pejabat yang ditugaskan untuk melayani kepentingan publik. Oleh karena itu, saya berharap agar kasus ini dapat diungkap dengan jelas dan transparan oleh pihak yang berwenang. Selain itu, tindakan eks pejabat Bea Cukai tersebut juga harus mendapat hukuman yang setimpal sebagai efek jera bagi pejabat lainnya agar tidak mengulangi tindakan yang sama. Transparansi dan akuntabilitas harus menjadi prinsip utama dalam pelayanan publik agar kepercayaan masyarakat terhadap institusi negara tetap terjaga.